Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
CEO Bandara Jeddah Dicopot Buntut Krisis yang Membuat Jemaah Umrah Telantar
8 Mei 2022 7:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rayan Tarabzouni dicopot dari kursi CEO Jeddah Airports Company (Jedco), perusahaan pengelola Bandara Internasional King Abdulaziz atau Bandara Jeddah . Pencopotan ini menyusul krisis di bandara yang membuat ribuan jemaah umrah dan penumpang lainnya telantar hingga puluhan jam awal pekan ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip media Arab Saudi, Okaz, pada hari Sabtu (7/5) Dewan Direksi Jedco mengadakan rapat luar biasa untuk membahas tantangan yang dihadapi Bandara Internasional King Abdulaziz selama beberapa hari terakhir dan solusi yang diperlukan.
“Oleh karena itu, Dewan Direksi memutuskan untuk memberhentikan Rayan Tarabzouni dan menugaskan Ayman bin Abdulaziz Abu Ababa sebagai CEO Jeddah Airports Company,” lapor Okaz, Minggu (8/5).
Ayman Abu Ababa memiliki banyak pengalaman selama lebih dari 28 tahun. Dia pernah memegang sejumlah posisi kepemimpinan, yang terakhir adalah Wakil Presiden Eksekutif Bidang Operasi di Riyadh Airports Company, perusahaan pengelola Bandara Riyadh. Dewan Direksi berharap Ayman sukses dengan tugas barunya.
Mengutip Al-Watan, kekacauan di Bandara Jeddah sebelumnya sudah terasa pada tanggal 27 Ramadhan dan mencapai puncaknya setelah Ramadhan berakhir, yaitu pada 1-4 Syawal 1443 H.
ADVERTISEMENT
Jemaah umrah yang hendak pulang ke negaranya masing-masing setelah beribadah di Makkah sepanjang Ramadhan telantar hingga puluhan jam di luar dan dalam Terminal Utara.
Krisis semula terjadi di Terminal Selatan yang didedikasikan untuk Saudi Airlines. Lalu chaos berpindah ke Terminal Utara tempat maskapai asing beroperasi. Jemaah umrah terpaksa tidur di luar dan dalam terminal.
Krisis baru bisa diatasi setelah Terminal Haji yang sangat luas dibuka, mengatasi kekurangan tenaga kerja di bagian layanan darat (ground handling) yang terjadi akibat libur Lebaran, dan setelah Kemenhaj baru mengizinkan perusahaan umrah mengirim jemaahnya ke Bandara Jeddah mendekati jadwal terbang on time.