Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
CEO Jeju Air Minta Maaf, Sebut Pesawat Tak Rusak Saat Berangkat dari Bangkok
29 Desember 2024 13:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
CEO Jeju Air, Kim E-bae, menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada keluarga korban kecelakaan pesawat yang menewaskan sedikitnya 96 orang di Bandara Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12).
ADVERTISEMENT
Dalam konferensi pers singkat, Kim menegaskan prioritas utama perusahaan saat ini adalah mendukung keluarga korban.
Ia mengatakan pesawat yang mengalami kecelakaan tidak memiliki catatan insiden sebelumnya, dan tidak menunjukkan tanda-tanda awal kerusakan sebelum penerbangan.
“Pertama-tama, kami menundukkan kepala untuk menyampaikan permohonan maaf kepada semua pihak yang telah mempercayai Jeju Air. Sekitar pukul 09.03 pada tanggal 29 Desember, penerbangan 7C2216 dari Bangkok ke Muan terbakar saat mendarat di Bandara Internasional Muan.
Pertama-tama, kami menyampaikan belasungkawa dan permintaan maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga penumpang yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan ini. Saat ini, penyebab kecelakaan masih sulit dipastikan, dan kami harus menunggu hasil investigasi resmi dari instansi pemerintah terkait.
Apa pun penyebabnya, sebagai CEO, saya merasa sangat bertanggung jawab atas insiden ini. Jeju Air akan melakukan segala yang mungkin untuk segera menangani kecelakaan ini dan memberikan dukungan kepada keluarga penumpang. Kami juga akan melakukan yang terbaik untuk memastikan penyebab kecelakaan tersebut bekerja sama dengan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Sekali lagi, kami berdoa bagi mereka yang kehilangan nyawa dalam kecelakaan ini dan menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan,” ungkap CEO Jeju Air, Kim E-bae, seperti diberitakan Guardian.
Pesawat yang membawa 181 orang dari Bangkok, Thailand, tersebut hampir sepenuhnya hancur setelah mendarat darurat di Bandara Muan.
Departemen pemadam kebakaran setempat menyebut proses pencarian jenazah berlangsung lambat karena kondisi puing-puing yang sulit diakses.
“Pesawat ini hampir hancur total, sehingga identifikasi jenazah memakan waktu lama. Banyak korban ditemukan terlempar dari badan pesawat setelah benturan dengan penghalang,” kata seorang pejabat pemadam kebakaran, seperti dikutip dari AFP.
Otoritas penerbangan Korsel sedang menyelidiki penyebab kecelakaan, dengan dugaan awal berupa tabrakan dengan kawanan burung yang menyebabkan kerusakan pada roda pendaratan.
ADVERTISEMENT
Cuaca buruk juga menjadi faktor yang dipertimbangkan.
Kecelakaan ini menjadi yang terburuk bagi maskapai Korea Selatan sejak tragedi Korean Air di Guam pada 1997 yang menewaskan lebih dari 200 orang.
Merespons insiden, Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban melalui media sosial dan memerintahkan kementerian luar negeri untuk memberikan bantuan kepada warga negara Thailand yang menjadi penumpang.
Sementara itu, Presiden Sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, langsung mengunjungi lokasi kecelakaan. Ia menyatakan pemerintah akan mengerahkan semua sumber daya untuk menangani dampak dari insiden ini.
“Kami akan memastikan keluarga korban mendapatkan dukungan penuh, baik dari pemerintah maupun maskapai,” ujar Choi.
Saat ini Bandara Muan telah membatalkan semua penerbangan domestik dan internasional hingga pemberitahuan lebih lanjut.
ADVERTISEMENT