CEO Spyware Pegasus Israel Mengundurkan Diri

22 Agustus 2022 12:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Spyware Pegasus buatan Israel. Foto: motioncenter/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Spyware Pegasus buatan Israel. Foto: motioncenter/Shutterstock
ADVERTISEMENT
NSO Group yang menciptakan spyware kontroversial Israel, Pegasus, pada Minggu (21/8) mengatakan CEO-nya mengundurkan diri. Langkah ini diambil sebagai bagian reorganisasi perusahaan.
ADVERTISEMENT
NSO Group hari ini mengumumkan bahwa perusahaan akan melakukan reorganisasi dan CEO Shalev Hulio akan mengundurkan diri,” kata juru bicara NSO Group dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari The New Arab.
Juru bicara itu menambahkan, sebagai gantinya posisi Hulio akan diisi oleh Chief Operating Officer NSO Group, Yaron Shohat, yang akan memimpin dan mengelola proses reorganisasi perusahaan. Lebih lanjut, pihaknya menambahkan akan memfokuskan penjualannya kepada negara-negara NATO.
“Reorganisasi perusahaan nantinya akan memeriksa semua aspek bisnisnya, termasuk merampingkan operasinya untuk memastikan NSO tetap menjadi salah satu perusahaan intelijen siber berteknologi tinggi terkemuka di dunia, dengan fokus pada negara-negara anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara),” kata pihak NSO Group.
Spyware Pegasus selama ini digunakan untuk menyusup ke ponsel dan mengekstrak data atau mengaktifkan kamera atau mikrofon dari jarak jauh. NSO Group mengatakan, perangkat lunak ini hanya dijual kepada lembaga pemerintah untuk menargetkan penjahat dan teroris.
ADVERTISEMENT
Pihaknya juga menambahkan, setiap penjualan unit spyware memerlukan persetujuan pemerintah Israel.
SPyware Pegasus buatan Israel. Foto: . Schneider/Shutterstock
Namun pada Juli tahun lalu, sebuah investigasi jurnalistik berhasil menguak bahwa spyware Pegasus telah dijual NSO Group kepada pemerintah di seluruh dunia. Lalu spyware ini digunakan untuk melawan aktivis hak asasi manusia, politikus, wartawan, dan lainnya.
Kemudian pada akhir Juli tahun ini, menurut laporan dari AFP, Komisi Eropa mengatakan telah menemukan indikasi bahwa ponsel beberapa pejabat tingginya telah disusupi oleh spyware. Namun tidak disebutkan apakah itu merupakan spyware milik Pegasus atau yang lainnya.
Pada bulan lalu, sebuah laporan kelompok hak-hak digital internasional mengatakan bahwa puluhan aktivis demokrasi Thailand telah menjadi sasaran Pegasus selama protes anti-pemerintah yang meluas.
Terkait seluruh laporan-laporan tersebut, pihak NSO Group dengan tegas menyangkalnya. “Perangkat lunak ini telah membantu pasukan keamanan di banyak negara untuk menggagalkan kejahatan dan menghentikan serangan,” kata pihak NSO Group.
ADVERTISEMENT
NSO Group juga menekankan bahwa penjualan luar negerinya dilisensikan oleh Kementerian Pertahanan Israel dan tidak mengontrol bagaimana para pembeli mempergunakan spyware Pegasus.