Cerita Ahok Ingin Mundur Sejak Ganjar Jadi Capres, tapi Ditahan Megawati

4 Februari 2024 19:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Politikus PDIP, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, resmi mundur dari jabatannya sebagai Komisaris Utama Pertamina dan turun langsung mendukung paslon nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD. Ahok bercerita, ia sebenarnya sudah ingin mundur sejak PDIP pertama kali mengumumkan capres yang akan diusung.
ADVERTISEMENT
"Saya perlu cerita sedikit soal Ibu Megawati. Orang mulai tanya, 'Kenapa kamu baru mundur?' Saya dari pertama sudah mau mundur, saya lapor ke Ibu, 'Ibu, ini kan sudah Pak Ganjar, sudah pasti nih [jadi capres], saya berarti ikut kampanye, Bu. Kita fight Bu'," ucap Ahok di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud di Jakarta Pusat, Minggu (4/2).
Rencananya itu, kata Ganjar, lalu ditolak oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Ia tak diizinkan untuk mundur dan diminta untuk terus menjaga Pertamina.
Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyampaikan orasi politiknya dalam acara Ahokers Bareng Ganjar di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-Mahfud, Jakarta, Minggu (4/2/2024). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO
"Ibu bilang gini, 'Jangan, Pak Ahok ditugaskan jaga Pertamina'. Jaga Pertamina? Oh iya juga ya. Ini kalau belum RUPS, saya tahun ini ingin semua perjanjian itu masuk dalam indeks kinerja. Harus masuk RUPS, termasuk rencana tahunan," tutur Ahok.
ADVERTISEMENT
Selama empat tahun menjadi Komisaris Utama di Pertamina, Ahok mengeklaim telah berhasil mengoptimalisasi biaya di perusahaan pelat merah itu. Termasuk dengan menghemat dan meningkatkan penghasilan Pertamina untuk menghindari kerugian.
"Tahun lalu ini belum diaudit ya, tapi tahun lalu catatan saya sudah untung 4,3 miliar dolar AS," ungkapnya.
Jika Pertamina untung, kata Ahok, jajaran komisaris direksi punya hak untuk menerima komisi sebesar 1%-1,3% dari keuntungan yang ada. Meski bonusnya besar, namun hal itu tak menyurutkan niatnya untuk meninggalkan Pertamina.
"Nggak ada gaji presiden-menteri sebesar ini, swasta pun nggak bisa. Karena Republik ini, hanya Pertamina perusahaan yang masuk nomor 141 dunia, yang lain enggak masuk," tutup Ahok.