Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Aminah, Korban Kasus KLB Keracunan Tutut di Tanah Baru Bogor
13 Juni 2018 10:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Ratusan warga Kelurahan Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat, mengalami keracunan setelah mengonsumsi olahan tutut, sejenis keong sawah. Warga yang keracunan merasakan mual dan buang air besar tanpa henti.
ADVERTISEMENT
Aminah (30), salah satu warga Tanah Baru menjadi korban keracunan dari olahan tutut tersangka berinisial Y, ibu rumah tangga berusia 40 tahun. Saat ditemui kumparan di rumahnya, Aminah mengisahkan dirinya keracunan tutut pada Kamis (24/5) malam setelah berbuka puasa.
"Yah abis buka puasa biasa makan dulu, terus udah gitu ingin makan yang segar, saya beli tutut terus sudah makan habis satu bungkus sampai habis, pas jam 12 malam itu langsung melilit seperti mau melahirkan," ujar Aminah saat ditemui kumparan di rumahnya di Bogor, Kamis (31/5).
Perempuan yang memiliki 3 anak itu mengaku mengetahui olahan tutut yang dijual Y saat itu sudah bau dan asam. Aminah juga sempat memberitahu tetangganya untuk tidak membeli tutut tersebut, namun karena keinginannya makan yang segar setelah berbuka puasa, ia tetap memakan tutut yang dibelinya seharga Rp 2.000.
ADVERTISEMENT
"Karena udah pengen banget makan yang seger, tutut itu kan pedes ada kuahnya, jadi seger kan, ya sudah dimakan aja walaupun asem," ucapnya.
Tak hanya Aminah saja yang memakan tutut tersebut, anak pertama dan anak ketiganya juga turut memakan olahan tutut yang dijual Y. Tetapi kedua anaknya tersebut tidak makan sebanyak Aminah. Anak pertama dan keduanya hanya memakan 3 buah tutut, sisanya Aminah yang menghabiskan.
Reaksi yang dialami Aminah pun lebih parah dibandingkan kedua anaknya tersebut. Aminah merasakan meriang, suhu tibuh tinggi, kepala pusing, dan buang air besar tanpa henti setiap 7 menit sekali.
Anak pertama Aminah mengalami mual, pusing dan meriang sehingga diharuskan dirawat di puskesmas meski hanya 2 malam. Sedangkan anak ketiga Aminah merasakan mual dan buang air besar tanpa henti, namun tidak sampai dirawat hanya dilarikan ke dokter anak dan langsung membaik.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah anak yang kedua engga makan dan si ayah juga enggak makan. Saya saja ini benar-benar lemas sampai dirawat 5 hari di rumah sakit BMC, ayahnya keribetan sendiri karena harus ngurus anak, kerja dan juga ngurus saya di rumah sakit," ucapnnya.
Aminah mengaku selama bertahun-tahun membeli olahan tutut yang dijual Y, baru pertama kali ia merasakan keracunan. Bahkan selama membeli makanan olahan Y, seperti donat, risol, lontong, Aminah juga tidak merasakan yang aneh pada tubuhnya.
Namun kini Aminah tidak menyangka olahan tutut yang dijual Y menyebabakan keracunan. Tak tanggung-tanggung sebanyak 108 tetangganya menjadi korban keracunan setelah memakan tutut olahan Y.
Kini kondisi Aminah masih dalam masa pemulihan, ia meminta dokter untuk cepat dipulangkan ke rumah karena sudah tidak betah di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
"Perut saya sekarang masih rada engga enak, mangkannya enggak puasa, sudah baikan dari sebelumnya, mualnya engga, mencretnya masih sehari 2 kali," jelasnya.
Semenjak keracunan, Aminah mengaku trauma dengan tutut. Ia tidak ingin memakan tutut kembali meski olahan tutut yang dimasak sendiri dengan bersih.
"Sekarang saya kapok enggak mau makan tutut, sekarang takut, beli tutut mentah terus masak sendiri engga juga ah enggak bisa masaknya karena kan harus nyuci bersih," pungkasnya.
Ikuti terus perkembangan informasi tutut dalam topik khusus Tutut Beracun .