Cerita Andi Narogong Dilempar Piring oleh Eks Dirjen Kemendagri

30 November 2017 20:50 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Andi Narogong (Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
zoom-in-whitePerbesar
Andi Narogong (Foto: ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
ADVERTISEMENT
Terdakwa korupsi proyek pengadaan e-KTP Andi Agustinus alias Andi Narogong mengaku bahwa dia pernah dilempar piring oleh mantan Dirjen Dukcapil Kementerian Dalam Negeri, Irman. Kejadian pelemparan piring oleh Irman kepada Andi itu merupakan buntut dari bocornya rencana Irman kepada Direktur PT Sandipala Arthapura, Paulus Tannos terkait dimenangkannya PT Mega Global dalam proyek e-KTP.
ADVERTISEMENT
Andi mamaparkan peristiwa itu terjadi pada sekitar bulan Maret tahun 2011. Saat itu, Andi mendapat informasi dari Sugiarto selaku Direktur Pengelolaan Informasi dan Administrasi Kemendagri bahwa perusahaan yang menang lelang adalah PT Mega Global. Andi pun dikenalkan oleh Sugiarto kepada Didi Apriyadi yang disebut sebagai saudara dari Irman.
"Pak Giarto (Sugiarto) bilang 'Pak Andi, perintah Pak Irman itu yang akan menang PT Mega Global'. Saya suruh koordinasi, katanya seluruh urusan DPR seluruh urusan komitmen nanti dia (Didi) yang atur. Saya sebagai pengusaha ya ikut saja," ujar Andi dalam keterangannya sebagai terdakwa kasus e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (30/11).
Andi pun lantas menceritakan informasi tersebut kepada Direktur Utama PT Sandipala Arthapura, Paulus Tannos, yang juga ikut tender proyek e-KTP dalam konsorsium PNRI. "Nah saya lihat pak Tannos sudah banyak berkorban melalui pembelian mesin segala macem, saya kan enggak mau jadi kutu loncat melangkahi beliau. Lalu saya beritahu ke Pak Tannos, 'Pak saya diberitahu oleh Pak Irman kalau yang menang itu bukan PNRI bukan yang lain pak yang menang itu PT Mega Global'," ujar Andi.
ADVERTISEMENT
Andi Narogong dalam sidang e-KTP (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Andi Narogong dalam sidang e-KTP (Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan)
Tannos yang tak terima dengan perlakuan Irman setelah beberapa pengorbanan yang telah diberikannya dalam proyek tersebut, melaporkan kepada Azmin Aulia yang merupakan adik Menteri Dalam Negeri ketika itu, Gamawan Fauzi. Azmin pun langsung menegur Irman setelah mendapat laporan itu.
Hal tersebut kemudian berimbas dengan marahnya Irman kepada Andi. Sebab Andi dinilai sudah membocorkan informasi. "Kemudian Pak Paulus Tannos beritahu ke Pak Azmin Aulia sehingga saya dimarahi waktu itu di restoran saat pertemuan di Grand Hyatt, saya dimarahi, dimaki-maki, dilempar piring oleh Pak Irman. Dia marah besar sekali kenapa saya bocorkan rencananya ke Pak Tannos," kata Andi.
Selang beberapa saat kemudian, Azmin Aulia beserta Paulus Tannos datang di hotel tersebut. Menurut Andi, ketika itu Irman menyatakan bahwa semua pihak yang mau terlibat proyek e-KTP harus tunduk aturannya.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu selang beberapa lama setelah saya dimarahi datang pak Azmin Aulia dan Pak Paulus Tannos. Akhirnya kami berdua dimarahi juga di depan Pak Azmin. Pak Irman bilang 'kamu berdua ikut perintah saya, Menteri sama adik Menteri pun ikut kebijakan saya, jadi saya yang menentukan di sini'. Itu, Yang Mulia," kata Andi.
"Akhirnya, karena kami pasrah. Saya bilang karena kita sudah terlalu banyak pengeluaran, yang penting kita dapat kerjaan pak, kita ikutin aja," imbuh dia.