Cerita Andika Yudhistira: dari Timnas Indonesia Berakhir di Penjara

Andika Yudhistira (Foto: IG @andikayudhistira9 )

Mantan striker Timnas Indonesia, Andika Yudhistira Lubis (31), diciduk Satreskrim Polrestabes Medan. Ia diciduk karena dugaan pemerkosaan, perampokan dan penganiayaan. Akibat ulahnya, mantan duet Boaz Solossa di timnas saat berlaga di SEA Games Laos 2009 ini terpaksa meringkuk di penjara.

Bagi pecinta sepak bola Indonesia, pria kelahiran 11 April 1986 ini memang tak setenar Boas dan Tony Sucipto, rekan seangkatannya. Terhitung ia pernah tiga kali berganti tim, mulai dari PSMS Medan, PSPS Pekanbaru hingga Aceh United.

Di musim 2008/2009, Andika tercatat pernah menjadi juru gedor PSMS Medan. Sebelum akhirnya memutuskan untuk memperkuat PSPS Pekanbaru di Liga Super Indonesia 2009/2010. Terhitung hanya satu musim Andika memperkuat PSPS Pekanbaru.

Di musim berikutnya, pemain dengan tinggi tubuh 184 cm ini direkrut oleh Aceh United berlaga di Liga Primer Indonesia. Setelah itu, tak terdengar lagi kabarnya.

Andika Yudhistira (Foto: IG @andikayudhistira9 )

Di masa jayanya, Andika dipilih oleh pelatih asal Uruguay, Alberto Bica, untuk memperkuat timnas U-23 di SEA Games Laos 2009. Namun, saat itu Andika tak mampu berbicara banyak. Singkatnya, Andika gagal membawa Indonesia menjadi juara.

Karena penampilannya yang dirasa kurang apik, Andika tidak dipanggil lagi oleh Rahmad Darmawan, yang ketika itu dipilih sebagai juru taktik Indonesia untuk SEA Games 2011.

Setelah kiprahnya profesionalnya di dunia sepak bola Indonesia meredup, Andika dikabarkan tengah sibuk sebagai pelatih di sebuah sekolah sepak bola lokal di Medan. Meski Andika masih dekat dengan dunia sepak bola, namun tidak banyak orang yang tahu.

Setelah sekian lama menghilang, nama Andika kembali muncul di media. Bukan karena keberhasilan anak asuhnya, nama Andika menyeruak ke permukaan setelah ia terjerat kasus kriminal. Andika diduga memperkosa, merampok serta menganiaya dengan ancaman terhadap seorang perempuan berusia 26 tahun.

Menurut Kanit Pidum Reskrim Polrestabes AKP FRafles Marpaung, sebenarnya korban sudah melaporkan Andika sejak Februari lalu. Namun, saat itu kondisi korban masih trauma, jadi pihaknya memutuskan untutk menunda pemeriksaan.

Akibat ulahnya, Andika akan dijerat pasal berlapis terkait penganiayaan, pemerkosaan, dan perampokan. Andika terancam hukuman 12 tahun penjara.