Cerita Anggota Polda Sumut Riset Kandungan Ganja Aceh untuk Tesis

1 Juli 2022 0:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi produk ganja  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi produk ganja Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Penggunaan ganja untuk medis saat ini tengah menjadi pro dan kontra di masyarakat. Menteri Kesehatan Budi Gunadi secara khusus telah mewacanakan untuk membuat regulasi riset untuk ganja medis.
ADVERTISEMENT
Ternyata sebelum regulasi ini muncul, penelitian mengenai kandungan ganja sudah pernah dilakukan Wakabid Labfor Polda Sumut AKBP Ungkap Siahaan. Judul penelitiannya ‘Analisis Kandungan Kimia Tumbuhan Ganja di Wilayah Polda Aceh Dengan Metode Kromatografi GAS-Spektroskopi Massa’.
Penelitian ini dilakukan Ungkap untuk tesis menyelesaikan jenjang S2 Program Pasca Sarjana Kimia Fakultas MIPA USU tahun 2019.
Ungkap mengatakan jenis ganja yang ditelitinya berasa dari wilayah Polres Pidie, Lhokseumawe, Aceh Timur, Bener Meriah, dan Aceh Tengah. Awal mula dia tertarik meneliti ganja, karena sering menjalankan tugas dan kebetulan juga sedang menempuh jalur S2 di USU.
“Karena memang penelitian kita di Labfor itu mengenai ganja. Kemarin kita sampelnya aja orang Polres Pidie yang kirimkan sampelnya. Jadi sampelnya kan yang dikirim penyidik. Dikirim kanlah ke kita. Makannya kita periksalah itu, dari situ awalnya tertarik menjadikannya tesis," kata Ungkap saat ditemui kumparan, Kamis (30/6).
ADVERTISEMENT
Mengenai sampel ganja yang dia terima, lanjut Ungkap, diperolehnya setelah meminta izin kepada atasannya di Bidlabfor Polda Sumut. Sebab, saat itu belum ada regulasi yang mengatur penelitian soal ganja.
“Kemarin itu, cuma dari kantor aja izinnya. Kebetulan kita (Labfor Polda Sumut) ada tugasnya memeriksa ganja. Sehingga karena bekerja di sini, yaudah (sekalian) dilakukan penelitian dengan Metode Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa,” ujar Ungkap,
Ungkap menuturkan, dari penelitian dia menemukan fakta soal ciri khas ganja di Aceh. Ternyata berbeda dengan ganja jenis lain.
“Kita tertarik apa sih kandungan ganja itu. Ternyata berbeda kandungannya. Jadi tergantung, jenis tanahnya, cuacanya dan ketinggiannya,” ucapnya.
Selain itu, kata Ungkap, penelitian ini juga diperuntukkan untuk polisi yang mengusut kasus narkoba di Indonesia. Dengan hasil penelitiannya ini, bisa mempermudah memetakan peredaran ganja.
ADVERTISEMENT
“Misalnya pengungkapan ganja, biar tahu kita peredarannya. Oh ini dari ini ciri khasnya, dari sini, jadi bisa membantu kita. Berarti ganja in berasal dari sini, misalnya. Ada ciri khasnya,” rincinya.
“Ini dari Pidie dari Banda Aceh atau dari mana. Jadi kita menyempitkan untuk penyidikan dari mana. Itu juga dasarnya kemarin," bebernya.
Dia juga menyambut baik niat Kemenkes yang berencana membuat regulasi riset medis untuk ganja. “Kalau menurut saya lebih bagus, karena dari penelitian, bisa dicari solusi untuk kesehatan tapi tergantung penelitiannya dan harus mengikuti regulasi yang sudah ditetapkan,”ujarnya.
Dengan adanya regulasi ke depannya, menurutnya, akan semakin memotivasinya untuk membuat riset lainnya. Dia pun berkomitmen untuk mengikuti setiap prosedur yang berlaku.
ADVERTISEMENT
“Ya kalau misalnya di kasih kesempatan saya akan lanjut untuk penelitian. Dari literature kalau di Aceh itu pernah saya baca ganja bisa untuk kesuburan. Tapi kan belum dilakukan penelitian, karena regulasinya belum ada,” pungkasnya.