Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Artidjo Alkostar yang Ingin Mundur dari MA karena Seperti 'Pasar Malam'
7 Maret 2021 17:13 WIB
ADVERTISEMENT
Kepergian Artidjo Alkostar meninggalkan duka mendalam bagi hukum di Indonesia. Sosok Artidjo yang menjadi Hakim Agung membuat kepercayaan publik terhadap Mahkamah Agung (MA) sempat meningkat, setelah akhirnya pensiun.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Artidjo rupanya sempat ingin mundur dari jabatannya itu. Artidjo mengaku tak tahan dengan kultur di MA yang mengizinkan orang-orang berperkara 'berkeliaran' di Gedung MA.
"Saya mau mundur saja, kayak pasar malam, semua orang bisa masuk, bisa keluar. Kalau tembok jadi saksi, bisa ngomong di pengadilan, saya enggak kuat, mau keluar," ujar Artidjo kala itu, yang diceritakan kembali oleh eks Ketua Komisi Yudisial (KY), Suparman Marzuki, Minggu (7/3).
Suparman mengaku Artidjo sempat berkeluh kesah soal niatnya itu. Suparman pun menyarankan Artidjo untuk tidak mengundurkan diri.
"Karena saya dimintai pendapat, saya bilang, 'jangan, minimal Abang jadi duri dalam daging'," tutur Suparman ke Artidjo.
Usai disarankan oleh Suparman, Artidjo mengurungkan niatnya. Dalam perjalanannya, Artidjo akhirnya menjadi hakim yang paling dipercaya publik dan ditakuti koruptor.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya, beliau tidak jadi mundur, dan dalam perjalanannya, kepercayaan publik bisa jadi membaik terhadap MA," ungkap Suparman.
"Warna Mahkamah Agung menjadi penting dan meningkat sekaligus menakutkan karena faktor x itu tadi, yaitu almarhum (Artidjo)," sambungnya.
Suparman juga menceritakan kembali kelakar eks Ketua MA, Hatta Ali. Hatta mengakui Artidjo menjadi sosok yang paling disegani dan berintegritas.
"Sampai Hatta Ali mengatakan 'saya kalau Artidjo yang bikin keliru bikin putusan, enggak ada bully dari media, coba kalau saya, pasti dihajar," ujar Suparman menirukan Hatta Ali.
"Bang Ar (Artidjo) ini kebaikannya sudah berkali lipat. Artinya kepercayaan publik begitu besar. Public trust itu penting sekali. Kepercayaan public pada personality," pungkas Suparman.
ADVERTISEMENT
Artidjo wafat pada 28 Februari 2021 karena sakit. Setelah pensiun dari MA, Artidjo mengabdikan diri sebagai anggota Dewan Pengawas KPK.