Cerita Awal Vaksin Corona Nusantara yang Digagas Terawan: Dari AS ke Kemenkes

17 Februari 2021 12:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terawan Agus Putranto saat meninjau persiapan uji klinis fase II vaksin Nusantara di RSUP dr. Kariadi Semarang. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Terawan Agus Putranto saat meninjau persiapan uji klinis fase II vaksin Nusantara di RSUP dr. Kariadi Semarang. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terawan Agus Putranto kini punya kesibukan baru setelah tak lagi menjabat Menteri Kesehatan. Yakni memantau penelitian Vaksin COVID-19 Nusantara, yang telah menyelesaikan uji klinis tahap I.
ADVERTISEMENT
Terbaru, Terawan ke RSUP Dr Kariadi Semarang untuk meninjau persiapan uji klinis II pada Selasa (16/2). Ia juga didampingi anggota Komisi IX [Kesehatan] DPR.
Vaksin Nusantara yang dikembangkan menggunakan sel dendritik ini memang tidak terlalu ramai dibahas publik. Gaungnya kurang terdengar dibandingkan proyek Vaksin Merah Putih yang diawasi Konsorsium Riset Nasional.
Sel dendritik merupakan sel imun yang menjadi bagian dari sistem imunitas. Vaksin dengan menggunakan teknologi dendritik, nantinya satu vaksin hanya diperuntukkan pada satu orang atau bersifat personalisasi sesuai kondisi orang tersebut. Dengan demikian, vaksin ini diyakini aman bagi mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid).
Kementerian Kesehatan RI RSUP dr Kariadi Semarang. Foto: Afiati Tsalitsati/kumparan
Pengembangbiakan vaksin COVID-19 dengan sel dendritik akan terbentuk antigen khusus, kemudian membentuk antibodi.
Terawan menjelaskan, ada 30 relawan yang mengikuti uji klinis tahap I Vaksin Nusantara. Ia mengeklaim hasilnya memuaskan dan menghasilkan imunogenisitas (kemampuan menimbulkan kekebalan terhadap suatu penyakit).
ADVERTISEMENT
Lantas, sebenarnya bagaimana awal mula pengembangan vaksin ini?
Ceritanya bermula sekitar akhir 2020. Tepatnya pada 22 Oktober 2020, Badan Litbang Kesehatan dengan PT Rama Emerald Multi Sukses menandatangani kerja sama uji klinik vaksin sel dendritik SARS-CoV-2 bertempat di ruang Dr. J. Leimena, Kementerian Kesehatan. Saat itu belum ada nama Vaksin Nusantara.
Dikutip dari rilis di situs Kemenkes, penandatanganan kala itu dilakukan oleh Kepala Badan Litbang Kesehatan, dr. Slamet, MHP dengan Sim Eng Siu, General Manager PT Rama Emerald Multi Sukses, disaksikan oleh Terawan yang saat itu masih menjadi Menkes.
Saat itu, kerja sama ini dilakukan karena penularan virus corona terus bertambah. Sediaan vaksin secara cepat diharapkan menjadi salah satu upaya untuk menghentikan laju virus SARS-CoV-2.
ADVERTISEMENT
Vaksin Berbasis Personalized
Prof dr Taruna Ikrar. Foto: Youtube Taruna Ikrar
Teknologi pengembangan vaksin telah banyak dilakukan. Di antaranya vaksin yang berbasis personalized, dikenal dengan istilah dendritic cells vaccines.
Salah satu lembaga yang sedang mengembangkan vaksin dengan menggunakan metode ini adalah AIVITA Biomedical Inc yang berlokasi di Amerika Serikat.
Ditelusuri lebih lanjut, salah seorang peneliti vaksin di AIVITA Biomedical Inc adalah Prof dr Taruna Ikrar. Ia sudah meneliti di sana sejak tahun 2017 dan pernah berjanji akan membawa teknologi ini ke Indonesia.
Terawan Agus Putranto. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
AIVITA kemudian telah memberikan lisensi kepada PT. Rama Emerald Multi Sukses untuk mengembangkan vaksin tersebut di Indonesia.
Dalam sambutannya kala itu, Terawan berharap agar pada bulan November uji klinik kita mulai.
"Kita berdoa bersama-sama mudah-mudahan semua berjalan lancar karena semua manufacture ada di Indonesia. Tidak ada kata yang paling indah selain bersyukur untuk ini semua," kata Terawan, yang pada Agustus 2020 menugaskan Taruna Ikrar bergabung dalam Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) dari unsur Kemenkes.
Penandatanganan perjanjian kerasama uji klinik vaksin antara Badan Litbang Badan Kesehatan dan PT Rama Emerald Multi Sukses. Foto: Dok. Litbang.kemkes.go.id