Cerita Bahar, Penjual Bakso yang NIK-nya Tertukar dengan WN China

28 Februari 2019 13:29 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
Bahar, warga Cianjur yang data DPTnya tertampil WNA China. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Bahar, warga Cianjur yang data DPTnya tertampil WNA China. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Bahar, seorang pria kelahiran Cianjur 1972, kaget ketika beberapa petugas dari KPU, Disdukcapil, hingga kepolisian menemuinya. Kedatangan petugas tersebut menanyakan terkait KTP Bahar yang ternyata NIK miliknya, muncul dalam laman DPT Pemilu atas nama Guohuin Chen, seorang warga negara China.
ADVERTISEMENT
Ketika ditemui kumparan di kediamannya, Bahar mengaku tak tahu menahu terkait kesalahan data itu, sehingga dalam DPT muncul NIK Chen, namun nama dan alamatnya sesuai dengan dirinya. Ia pun heran ketika mendapati data DPT-nya terpampang wajah yang berbeda.
e-KTP WNA Terdata di DPT atas nama Bahar. Foto: Dok. KPU
"Saya juga enggak tahu enggak paham. Kaget, cuma yang KPU bilang nama saya, alamat saya, wajahnya orang asing," kata Bahar saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Sayang, Cianjur, Jawa Barat, Kamis (28/2).
"KPU ke sini hari Selasa pukul 11.00-an WIB juga jam segini. Ada juga wartawan-wartawan lain. Saya juga kaget, baru tahu. Dicek sama pak RT di buku yang buat pemilihan nanti. Kan ada itu. Nomor NIKnya itu ternyata nomor NIK orang Cina itu, WNA tapi atas nama saya," ujarnya.
Bahar, warga Cianjur yang data DPTnya tertampil WNA China menunjukkan Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) miliknya. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Usai memeriksa DPT dalam buku pemilu yang dimiliki RT, Bahar menemukan bahwa NIK miliknya hampir mirip dengan Chen.
ADVERTISEMENT
"Alamat sini, klik sama KPU Nomor NIK itu yang ujungnya 770011, diklik nomor itu, keluar nama saya, alamat saya, dan wajah itu WNA. Sedangkan nomor NIK saya 720011, jadi ujungnya yang sama. Jadi beda sedikit," imbuhnya.
Pria yang sudah berkeluarga dan memiliki anak tiga itu menuturkan, dia miliki KTP dengan NIK yang sama sejak belasan tahun lalu. Tidak pernah terjadi masalah, termasuk ketika pemilu tiba.
"Saya juga kaget harus gimana ini. Anak-anak pada nanya harus jawab apa saya. Saya lihat KTP dari tahun 2005 NIK saya sama, sekitar 2009 juga kan sama. Yang KTP elektronik keluar 2012, dari tahun itu sampai sekarang enggak ganti (NIK) saya," katanya.
Dia hanya bersikap biasa saja dengan adanya polemik ini. Ia yakin bahwa dia tak terlibat kesalahan apa pun. Belakangan KPU mengakui ada kesalahan dalam menginput NIK di DPT Pemilu. Di DPT, namanya Bahar namun NIK-nya milik Chen.
ADVERTISEMENT
Bahar yang sempat terganggu saat berdagang karena adanya polemik ini, mengaku saat ini sudah santai apabila ada polisi atau wartawan yang datang untuk meminta keterangnya.
"Yang jadi viral cuma itu (salah input), mungkin ya. Tau-tau viral aja. Di berita, FB (Facebook). Orang-orang yang ramai. Tapi saya enjoy ajalah, saya mah jualan bakso, tukang cari nafkah. Tiap hari juga jualan. Kadang di jalan ada polisi juga nanya lihat KTP dan KK saya, tapi (polisi) bilang betul sudah ini NIK kamu," ujarnya.
Bahar saat ini tengah fokus untuk mencari nafkah, sebab setelah anak pertamanya lulus kuliah, anak kedua dan ketiga yang kelas 3 SMA dan 6 SD harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
ADVERTISEMENT
"Yang kedua SMA kelas 3, yang ketiga ini kelas 6. Jadi tahun ini ada yang mau kuliah yang mau ke SMP jadi superlah biayanya," pungkasnya.