Cerita Bima Arya Jadi Pasien Pertama Corona di Bogor: Diisolasi di Ruangan 3x7 M

15 April 2020 16:40 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam diskusi “Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional Dalam 100 Hari Jokowi-Amin” di Senayan, Jakarta, Minggu (16/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto dalam diskusi “Evaluasi Publik dan Isu-isu Nasional Dalam 100 Hari Jokowi-Amin” di Senayan, Jakarta, Minggu (16/2). Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bogor Bima Arya merupakan pasien positif virus corona pertama di Bogor. Setelah menjalani perawatan di RSUD Kota Bogor selama 22 hari, ia telah diperbolehkan pulang dan isolasi mandiri di kediamannya.
ADVERTISEMENT
Ia menceritakan pengalamannya menjadi pasien positif virus corona pertama di Bogor. Sebelum dinyatakan positif, Bima sempat merasakan sejumlah gejala ringan.
"Jadi 2 hari sebelum dapat vonis positif gejalanya lemas, mual, nafsu makan hilang, tenggorokan enggak nyaman, batuk-batuk, di dalam tubuh panas padahal suhunya normal. Jadi gejalanya ringan, tapi ada. Yang ganggu dua, yaitu mual dan enggak nafsu makan," kata Bima membuka cerita bersama kumparan, Rabu (15/4).
Ridwan Kamil jenguk Bima Arya di Bogor. Foto: Dok. Pemprov Jabar
Setelah akhirnya dinyatakan positif, Bima pun menjalani perawatan dan isolasi di RSUD Bogor. Bima dirawat di ruangan isolasi berukuran 3x7 meter.
"Saya diisolasi di satu ruangan yang betul-betul cuma saya sendiri. Ukurannya 3x7 meter dan dicek dokter rutin. Sehari mungkin 4 sampai 5 kali cek suhu tubuh, tekanan darah, tensi, saturasi oksigen, vitamin, dan obat-obatan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Awalnya ada sedikit demam dikasih paracetamol, batuk dikasih obat batuk, lalu vitamin dan obat antivirus. Begitu kira-kira. Sempat dipasang infus untuk masukin obat agar lebih efektif masuk ke pembuluh darah," lanjutnya.
Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto melakukan koordinasi melalui konferensi video dengan jajaran dinas untuk memberikan arahan update terkait corona. Foto: Dok. kotabogor.go.id
Salah satu hal yang paling berkesan selama menjalani perawatan adalah melihat bagaimana tenaga medis bekerja. Ia mengaku terharu melihat perjuangan tenaga medis, apalagi mereka harus memakai APD (Alat Pelindung Diri) dan tidak bisa membukanya selama beberapa jam.
"Mereka kan pakai APD lengkap, ganti-gantian (shift). Artinya kalau harus mantau saya, menyiapkan makanan, ambil lagi makanan, ya mereka sejam dua jam harus pakai APD lengkap. Di situ saya ngintip, saya terharu luar biasa. Saya menitikkan air mata melihat mereka salat, sambil terbayang betapa panasnya di situ," tuturnya menjelaskan aktivitas tenaga medis saat itu.
ADVERTISEMENT
Meski dirawat, Bima juga tetap memantau jalannya pemerintahan Kota Bogor, apalagi di tengah wabah virus corona. Ia mengungkapkan sering berkomunikasi dengan Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim terkait tugas-tugas yang harus dikerjakan.
"Semua tugas itu ada di pundak Kang Dedie dan saya tidak intervensi. Jadi semua saya percayakan, tapi barangkali 2-3 kali sehari telepon update. Jam 6 atau setengah 7 saya telepon untuk bertukar kabar saja, secara umum saja. Enggak mungkin secara detail karena kalau detail saya intervensi terlalu jauh dan itu merepotkan," ungkapnya.
"Dalam kamar yang saya pikirkan dua hal, yaitu keluarga dan warga. Ojol bagaimana, dampaknya lain-lain, orang-orang kok masih ngumpul, masjid kok masih rame, gitu-gitu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
==========
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!