Cerita Cak Imin soal Warga NU di Madura yang Bergabung dengan FPI

23 Juli 2018 3:58 WIB
Cak Imin ikut nadran di Muara Angke (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Cak Imin ikut nadran di Muara Angke (Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengakui bahwa dirinya sempat mendapatkan laporan bahwa ada masyarakat Nahdlatul Ulama (NU) yang bergabung dalam kelompok radikal. Menurutnya penyebab pindahnya warga NU lantaran mengalami hambatan dalam menyalurkan harapan dan aspirasi mereka.
ADVERTISEMENT
"Saya diingatkan, 'Imin, warga NU sudah banyak yang terserap-terserap dan tersentuh kelompok radikal'," kata Cak Imin di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Minggu (22/7).
"Saya jawab memang itu tidak bisa dipungkiri kalau itu silent hope yang tumbuh di bawah selama belum ada saluran yang bisa terbitkan harapan-harapan diam, sehingga merembes ke mana-mana," sambungnya.
Cak Imin mengakui harapan masyarakat NU yang tidak bisa diserap juga memunculkan persoalan baru. Ia mencontohkan hal lain seperti banyaknya warga NU yang ikut bergabung dengan ormas FPI.
Bahkan, kata Cak Imin, mayoritas warga Madura yang sebelumnya tergabung dalam NU malah masuk ke FPI.
"Silent hope ini kalau tak dikelola dengan baik kalau kita tidak salurkan akan menjadi bocoran ke mana-mana, menjadi air bah, dan lalu mereka masuk FPI ke sini masuk ke situ dengan mayoritas Islam ini warga Nahdliyin," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dari survei kecil-kecilan yang dilakukan Cak Imin, ditemukan bahwa alasan warga NU bergabung dengan FPI karena mereka dapat mengenakan sorban dan jubah.
"Saya selidiki ada sebabnya atas sebabnya itu di NU boleh pakai sorban, jubah, kira-kira kalau sudah kiai kabupaten. Kalau kiai kecamatan, kiai desa, sungkan, takut pakai jubah. Nah, ini bersorban berjubah agak terhambat di kalangan NU. Sementara begitu masuk FPI itu bisa langsung memakai sorban dan gak segan-segan," ujarnya.
Cak Imin mengimbau agar pemakaian sorban tidak dibatasi dan bisa dievaluasi di kalangan warga NU sehingga tak perlu masuk FPI.
"Bisa saya sampaikan ke kiai, pakai sorban perlu dievaluasi di NU sehingga tidak perlu masuk FPI dulu untuk bersorban dan berjubah," harapnya.
ADVERTISEMENT