news-card-video
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Cerita dari Stasiun Gubeng yang Mulai Dipadati Pemudik di H-5 Lebaran

26 Maret 2025 19:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mahasiswa UPN Veteran Surabaya, Muhammad Akmal Hudzaifah, Rabu (26/3/2025).  Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UPN Veteran Surabaya, Muhammad Akmal Hudzaifah, Rabu (26/3/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
Stasiun Gubeng di Surabaya mulai dipadati para pemudik jelang Lebaran 2025 pada Rabu (26/3). Kursi ruang tunggu di halaman maupun di dalam stasiun penuh sejak sore hari.
ADVERTISEMENT
Muhammad Akmal Hudzaifah (20 tahun), salah satu pemudik, terlihat berjalan masuk stasiun. Mahasiswa semester 6 Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya itu menenteng tas ransel serta satu kopernya hendak mudik ke Klaten.
"Sudah tahun ketiga mudik. Mau mudik ke Klaten, rumah asli di Bekasi," kata Akmal saat ditemui di lokasi, Rabu (26/3).
Suasana di Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/3/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Selama tiga tahun mudik, Akmal tidak pernah pulang ke rumah asalnya di Bekasi. Ia memilih langsung ke rumah neneknya yang ada di Klaten.
"Keluarga langsung ke Klaten dari Bekasi, saya dari Surabaya langsung ke Klaten. Rumah nenek," ucapnya.
Akmal menyampaikan, perjalanan yang ia tempuh memakan waktu sekitar enam jam lamanya. Dia sengaja mengambil jadwal keberangkatan sore hari agar bisa menikmati buka puasa di dalam kereta.
Suasana di Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/3/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
"Biasanya 5-6 jam. Berangkat jam 5. Mungkin lagi puasa, sore aja sekalian buka di kereta," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kali ini, ia bersyukur bisa mudik lebih cepat lantaran perkuliahan dilaksanakan secara daring menjelang Lebaran 2025.
"Biasanya seminggu sebelum Lebaran, kelas online. Mulai Senin-Jumat kelas online," ujarnya.

Cerita dari Porter

Arie Iswayudi, porter di Stasiun Gubeng Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Menjelang lebaran biasanya menjadi momen untuk mencari penghasilan lebih. Salah satunya yaitu para porter yang ada di Stasiun Gubeng Surabaya.
Mengenakan seragam berwarna hijau, mereka terlihat sibuk mengangkut barang-barang para pemudik yang turun dari mobil lalu dibawa masuk ke dalam stasiun.
Salah satunya Arie Iswayudi (47 tahun), seorang porter di Stasiun Gubeng Surabaya yang telah 10 tahun melakoni pekerjaan tersebut.
"(Jadi porter) di Stasiun Gubeng, selalu Gubeng saja," kata Arie saat ditemui di lokasi, Rabu (26/3).
Arie Iswayudi, porter di Stasiun Gubeng Surabaya. Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Arie mengatakan ia memilih mudik saat hari H lebaran. Sebab, mulai hari ini ia merasakan ada peningkatan pemudik. Sehingga Arie tidak mau meninggalkan kesempatan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Ramainya mulai hari ini, kemarin-kemarin belum. Penumpangnya memang banyak, tapi enggak semua penumpang pakai porter. Hari H mudik di Babat (Lamongan). Saya (kerja) sampai H-1 malam takbiran," ujarnya.
Arie belum bisa menaksir berapa peningkatan yang ia dapat selama jelang lebaran. Yang jelas, ia bisa mengangkut 10 kali barang para pemudik dalam sehari.
Itu pun, kata dia, diluar dari tip yang terkadang diberikan oleh para pemudik. Ia mendapat orderan angkut barang pemudik itu dari sebuah aplikasi khusus.
"Aplikasinya ada, dua barang Rp 38 ribu. Kadang ada yang ngasih tip. Kalau ramai-ramainya sehari bisa 10 penumpang," ucapnya.
Suasana di Stasiun Surabaya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (26/3/2025). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan