Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Cerita Dedi Mulyadi tentang Masjid Besar di Cilodong
13 Maret 2018 15:26 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
![Tajug Gede Cilodong Purwakarta. (Foto: Dok. Tim Dedi Mulyadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1520927461/o5b5pyqi8hlcmko3wogm.jpg)
ADVERTISEMENT
Isu miring soal agama selalu menerpa Dedi Mulyadi , Cawagub Jabar, pasangan Dedi Mizwar ini. Tapi, Dedi Mulyadi yang diserang isu seperti itu menjawabnya dengan bukti.
ADVERTISEMENT
Dalam siaran pers Dedi Mulyadi, Selasa (13/3), Dedi memberi bukti dengan hampir rampungnya masjid berarsitektur Sunda di wilayah Purwakarta. Masjid yang terletak di Jalan Raya Bungursari, Purwakarta tersebut dibangun saat Dedi menjabat Bupati Purwakarta.
Dedi menjelaskan, gagasan mengenai arsitektur mesjid yang kemudian namanya kini berubah menjadi Tajug Gede Cilodong ini murni lahir dari idenya sendiri.
"Mesjid ini pembangunan saya yang terakhir," kata Dedi di lokasi mesjid, Selasa (13/3).
Masjid itu berdiri di atas lahan seluas 9 hektare dan memiliki 3 umpak atap. Ini melambangkan 3 rukun yang harus dilaksanakan oleh umat Islam yakni rukun Islam, rukun Iman, dan Ihsan.
Selain itu, Tajug Gede Cilodog juga memiliki 4 pilar yang melambangkan empat pemimpin madzhab yang masyhur dalam Islam. Yakni Madzhab Imam Abu Hanifah, Madzhab Imam Malik bin Anas, Madzhab Imam Muhammad bin Idris atau Imam Syafi'i dan Madzhab Imam Ahmad bin Ham
ADVERTISEMENT
bal.
![Dedi Mulyadi. (Foto: Dok. Tim Dedi Mulyadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1520927461/in3f1jgcyzjbfqivp197.jpg)
Keempat madzhab ini merupakan madzhab utama yang dianut oleh para pengamal akidah ahlus sunnah wal jama'ah atau sunni. Di Indonesia, para pengamal akidah ini berkumpul dalam organisasi Nahdhatul Ulama atau NU.
Di dalam mesjid, para jamaah akan dimanjakan dengan pilar-pilar yang dilapisi ukiran khas Sunda. Jendela yang besar juga merupakan kekhasan dari arsitektur Sunda yang diterapkan di mesjid yang dapat menampung sebanyak 1.200 jemaah itu.
"Desainnya arsitektur Sunda, nama mesjidnya juga menggunakan nama Sunda, Tajug Gede Cilodong. Ini bisa menjadi wisata religi untuk masyarakat," jelas Dedi.
Pembangunan Sudah Rampung 100%
Sebelumnya, leading sector pembangunan mesjid tersebut yakni Dinas Tata Ruang dan Pemukiman menyatakan pembangunan Mesjid Raya Cilodong sudah mencapai 100%.
ADVERTISEMENT
Nilai kontrak Mesjid yang dibangun di daerah bekas prostitusi tersebut mencapai Rp 38 Miliar. Akan tetapi, pihak kontraktor sampai saat ini baru mencairkan anggaran sebesar 75% dari nilai kontrak tersebut.
Anggaran sebesar Rp 5 Miliar masih dibutuhkan untuk penyelesaian fisik tersebut. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, halaman taman mesjid tersebut yang dihiasi taman dapat berfungsi sebagai rest area. Fungsi ini tidak terlepas dari posisi mesjid tersebut yang terletak di jalur ramai lalu lintas, apalagi saat mudik berlangsung.
![Tajug Gede Cilodong Purwakarta. (Foto: Dok. Tim Dedi Mulyadi)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1520927462/kyekpkb2lhtohkjngwen.jpg)