Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Denny Malik Latih 1.600 Siswa Menari Saman di Asian Games
19 Agustus 2018 12:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Tari Saman yang secara kompak dilakukan ribuan penari di acara Opening Ceremony Asian Games 2018 semalam mencuri perhatian publik. Tari yang berasal dari Aceh itu, ramai diperbincangkan publik di media sosial. Bahkan tak sedikit dari mereka yang takjub dan memuji tarian tersebut.
ADVERTISEMENT
Di balik suksesnya tarian itu, ada tangan dingin koreografer ulung Denny Malik. Denny bercerita, tari yang ditampilkan saat pembukaan Asian Games sebenarnya adalah Ratoh Jaroe. Tari ini tidak dinamakan Saman karena ditampilkan oleh perempuan. Tari Saman biasanya dilakukan oleh laki-laki.
Tari Saman di pembukaan Asian Games dilakukan oleh 1.600 pelajar dari SMA/SMK se-DKI Jakarta.
"Mereka 1.600 pelajar itu sebelumnya kita audisi. Audisinya enggak terlalu sulit sih. Yang penting harus ngerti rythm. Mereka setidak-tidaknya bisa mengikuti gerakan," ucap Denny, saat dihubungi kumparan, Minggu (19/8).
Denny mengatakan, ia tak memberi syarat khusus bagi para pelajar untuk bisa menjadi bagian dari penari saman. Menurutnya, tak masalah jika mereka tak memiliki pengalaman di bidang tari-menari, asalkan, para pelajar itu bisa bekerja secara profesional.
ADVERTISEMENT
"Mereka kan mewakili pelajar, mewakili pemuda-pemuda Indonesia, jadi harus profesional. Bentuk badan enggak terlalu diperhatikan," lanjut dia.
Denny mengaku, butuh waktu selama enam bulan untuk bisa melatih para siswa tersebut. Mulanya, mereka dilatih di sekolah masing-masing dengan bantuan 40 koreografer.
"Saya dan 40 koreografer bikin dulu koreografinya. Abis itu selama tiga bulan mereka latihan di masing-masing sekolah. 1,5 bulan terakhir, baru dikumpulkan latihan jadi satu," ucap penyanyi Asap Asmara tersebut.
Dia menjelaskan, ada sejumlah hambatan yang yang mesti dilalui untuk membentuk kekompakkan anak-anaknya. Apalagi, para penari yang ia pilih itu, merupakan pelajar SMA yang bukan berasal dari kalangan profesional.
"Mereka bukan profesional, harus sabar. Tahu sendiri kalau menghadapi usia 16-17 tahun, kadang bad mood, tapi harus sabar," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Saya terharu semalam mereka bisa tampil profesional. Paling 10 persen yang bisa nari, selebihnya pernah tampil aja belum," tutur Denny.
Pascatampil di panggung utama, Denny mengaku langsung menemui 1600 penari yang sudah ia latih itu. Ia mengatakan, banyak di antara mereka yang menangis karena telah berhasil memberi penampilan terbaik di depan ribuan penonton.
"Terharu ketemu mereka abis tampil ada yang nangis. Pas gladi resik aja beberapa dari mereka udah ada yang nangis. Apalagi waktu saya kasih tonton videonya secara keseluruhan," tutupnya.