Cerita di Balik Etalase Nasi Gratis di Surabaya dari Hamba Allah

30 November 2018 8:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat Surabaya menunjukan etalase kaca yang berisi makanan gratis. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Surabaya menunjukan etalase kaca yang berisi makanan gratis. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Etalase nasi gratis dari hamba Allah di sejumlah masjid di Surabaya mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Sebabnya, warga yang membutuhkan makanan santapan berupa nasi dengan beragam lauk-pauk dipersilakan mengambil dengan cuma-cuma. Namun jadwal buka etalase nasi gratis itu hanya hari Senin dan Kamis menjelang waktu Magrib dan Jumat siang.
ADVERTISEMENT
Pencetus aksi sosial ini, Rias Demilya (26), akhirnya menceritakan bagaimana awal mula ia dan tiga temannya mempunyai ide untuk memberi makan gratis kepada jemaah.
Emil --sapaan akrabnya-- yang merupakan ibu muda itu mengatakan, gerakan nasi gratis sudah berjalan tiga pekan terakhir. Ia pun menjadi koordinator etalase nasi gratis di Masjid Al-Qithaar Surabaya.
Menurutnya, ide etalase nasi gratis tersebut bermula saat dirinya melihat kegiatan serupa melalui Facebook.
Etalase Nasi Gratis Surabaya (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Etalase Nasi Gratis Surabaya (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
"Saya lihat sudah ada di Lawang, Malang. Tapi di sana milik perseorangan. Kalau kami kita koordinir dari beberapa donatur. Etalase kami milik bersama dari donatur," terang perempuan berhijab ini, Jumat (30/11).
Dari penggalangan donatur itu, terkumpul empat buah etalase mini. Kemudian Emil serta rekannya mulai mencari empat masjid untuk menaruh etalasenya tersebut. Mereka kemudian memilih empat masjid yang berada di Surabaya Pusat, Surabaya Timur, Surabaya Barat dan Surabaya Utara dengan masing-masing koordinator.
ADVERTISEMENT
Para koordinator dari empat masjid penyedia etalase nasi gratis merupakan masih satu kelompok pertemanan. Mereka bersua lewat Facebook dan berlanjut di percakapan grup WhatsApp.
Masyarakat Surabaya mengambil makanan gratis yang tersedia di etalase kaca. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Surabaya mengambil makanan gratis yang tersedia di etalase kaca. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Selain satu pandangan, ibu-ibu ini juga merupakan ibu rumah tangga yang aktif dalam kegiatan katering rumahan. Tak heran, mereka tidak kesulitan ketika harus menyediakan beberapa bungkus nasi yang berisi nasi, sayur dan lauk dalam jumlah banyak.
"Kami tidak menamai secara khusus kelompok ini. Berkenalan lewat FB. Kebanyakan ibu-ibu yang ada di rumah tapi juga mengelola usaha katering kecil-kecilan," ucapnya.
Tidak Setiap Masjid Bersedia
Emil mengungkapkan, pihaknya berupaya menambah jaringan masjid untuk menyediakan etalase nasi gratis. Sebab sudah ada etalase baru dari para donatur yang siap untuk digunakan.
ADVERTISEMENT
"Alhamdulillah kalau donatur ada kita dapat etalase tambahan. Untuk donatur nasi alhamdulillah cukup istiqomah membantu," ujarnya.
Meski demikian, lanjut Emil, ternyata tidak semua masjid di Surabaya bersedia menerima pemasangan etalase nasi gratis. "Alasannya ya ada yang katanya sudah punya manajemen sendiri dan lain-lain. Tapi kita tetap berupaya," ujarnya.
Masyarakat Surabaya mengambil makanan gratis yang tersedia di etalase kaca. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat Surabaya mengambil makanan gratis yang tersedia di etalase kaca. (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Emil menargetkan masjid yang akan dipasang etalase nasi gratis berdekatan dengan rumah sakit umum. Sasarannya adalah keluarga pasien yang sedang menunggu kerabatnya. Sehingga mereka bisa beribadah serta mendapat makan gratis.
Selain itu, koordinator juga memilih lokasi masjid yang strategis dengan jumlah jemaah yang banyak dan banyak didatangi kaum duafa.
"Kita cari lokasinya strategis dekat jalan raya dan pastinya banyak jemaah. Di masih Rahmat Kembang Kuning kebetulan dekat depo sampah, kita bisa bantu pemulung atau pemungut sampah dan orang tak mampu," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu terkait para donatur nasi, Emil mengaku masyarakat cukup antusias untuk menyumbang dengan berbagai cara. Ada yang langsung menitipkan nasi atau kue dan memasukan sendiri di etalase. Ada pula yang menyumbang dalam bentuk dana yang berasal dari berbagai kalangan mulai dokter, pengusaha, dan karyawan.
"Ada juga orang yang tidak mampu. Tapi beliau ingin turut membantu dan memberikan Rp 50 ribu atau bisa jadi 5 bungkus nasi," ujarnya.