Cerita di Balik Pemilihan Baju Adat Jokowi di Sidang Tahunan MPR

16 Agustus 2021 17:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jokowi saat Pidato Kenegaraan.  Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Jokowi saat Pidato Kenegaraan. Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
Penampilan Presiden Jokowi menggunakan pakaian adat Baduy dalam sidang tahunan MPR, DPR dan DPD pada Senin (16/8), mendapatkan perhatian khalayak luas.
ADVERTISEMENT
Sespri Jokowi, Anggit Noegroho, mengungkapkan cerita di balik pemilihan pakai adat Baduy tersebut.
Anggit mengatakan, setiap tahunnya sespri diminta menyiapkan pakaian adat dari daerah untuk dikenakan Jokowi dalam sidang tahunan.
Dalam tahun ini, Jokowi meminta pakaian adat yang sederhana mengingat saat Indonesia masih dilanda pandemi COVID-19.
"Seperti biasa setiap tahun, sespri diminta menyiapkan pakaian adat dari daerah-daerah. Prioritas memang dari daerah-daerah yang belum pernah ditampilkan" kata Anggit, Senin (16/8).
"Khusus untuk tahun ini, Pak Presiden minta pakaian adat yang sederhana saja, tidak terkesan festive, mengingat kondisi negara sedang menghadapi pandemi COVID-19," lanjut dia.
Jokowi saat Pidato Kenegaraan. Foto: Dok. Agus Suparto
Anggit menuturkan, pihaknya menyiapkan 8 pakaian adat dari 5 daerah. Saat ini, sudah terpilih dua pakaian ada yang dikenakan Jokowi yakni pakaian adat Baduy. Lalu, satu pakaian adat lainnya akan digunakan saat upacara HUT ke-76 RI.
ADVERTISEMENT
"Kami siapkan 8 pakaian adat dari 5 daerah. Dari situ dipilih 2 pakaian adat untuk pidato kenegaraan dan upacara 17 Agustus," ungkapnya.
Terkait pemilihan pakaian adat Baduy, kata dia, pakaian adat ini memiliki desain yang sederhana dan nyaman dipakai. Selain itu, baju adat Baduy juga memiliki makna tentang kesederhanaan dan kemandirian.
"Baju adat Baduy dipilih karena desainnya sederhana, simpel dan nyaman dipakai. Ini sesuai dengan kondisi Indonesia yang saat sedang menghadapi pandemi COVID-19. Ada makna tentang kesederhanaan, kemandirian, ramah alam dan pesan kearifan lokal," tandasnya.
Jokowi saat Pidato Kenegaraan. Foto: Dok. Agus Suparto