Cerita Dimas soal Layanan Taksi Bandara di Bandara 'New' Ahmad Yani

9 Juni 2018 11:31 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bandara Internasional Ahmad Yani dari Udara. (Foto: Foto: Agus Suparto - Presidential Palace)
zoom-in-whitePerbesar
Bandara Internasional Ahmad Yani dari Udara. (Foto: Foto: Agus Suparto - Presidential Palace)
ADVERTISEMENT
Pengalaman kurang menyenangkan dialami seorang warga yang mengadakan perjalanan ke Semarang. Warga bernama Dimas ini mengeluhkan soal mekanisme pemesanan taksi di terminal baru Bandara Ahmad Yani.
ADVERTISEMENT
Pengalaman ini dibagikan Dimas lewat akun Twitter pribadinya. Ia bersama dengan istrinya melakukan perjalanan ke Semarang dan baru mendarat di Bandara New Ahmad Yani sekitar pukul 22.30, Jumat (8/6).
"Terus antre ambil bagasi sampai sekitar jam 23.00. Karena gue baru sekali ini turun di Bandara Ahmad Yani, gue belum tahu tentang mekanisme pemesanan taksi bandara," kata Dimas seperti dikutip dari akun Twitternya, @hallo_dimas, Sabtu (9/6).
Karena Dimas mengira mekanisme pemesanan taksi sama seperti di bandara pada umumnya, Dimas akhirnya memutuskan keluar dari terminal untuk menyetop taksi.
"Gue cari-cari pangkalan taksi, tapi yang ada cuma pangkalan taksi bandara yang antrinya panjang gila. Terus gue tanyalah ke mas-mas counter taksinya," tuturnya.
Setelah bertanya, Dimas diberitahu nomor antrean taksi seharusnya di ambil di counter yang letaknya berada di dalam terminal. Dimas kemudian kembali berjalan masuk ke dalam terminal, namun sayangnya, counter pengambilan nomor antrean taksi sudah tutup, sehingga ia tidak bisa mengambil nomor antrean.
ADVERTISEMENT
"Pas gue keluar dari terminal, gue lihat tuh ada taksi Bluebird. Gue setop deh, ternyata taksinya udah diorder sama orang lain. Berarti bisa dong order taksi dari luar?" lanjutnya.
Dimas akhirnya memutuskan untuk memesan taksi lewat aplikasi Go-Bluebird. Setelahnya, si sopir taksi menelepon Dimas untuk memastikan tidak ada taksi yang mangkal di bandara.
Dimas kemudian menjawab bahwa counter pengambilan nomor antre sudah tutup kepada si sopir taksi. Ia pun juga mengatakan kepada si sopir bahwa ia sempat menyetop taksi, namun rupanya sudah diorder oleh orang lain. Si sopir, kata Dimas, langsung mengiyakan untuk menjemput Dimas dan istrinya.
"Jadi kondisinya itu di counter taksi di dalam yang buat ambil nomor antrean udah tutup, tapi counter yang di luar untuk nunggu taksinya masih buka dan di situ ramai banget, sedangkan taksi bandara yang datang cuma 2-3 unit. Bisa sejam lebih kalau tuh kalau nunggu di situ, sementara istri gue lagi hamil," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Terus orang di counter luar itu kekeh dengan pendapatnya bahwa 'harusnya masnya tadi ngambil nomor antrean di dalam'. Padahal counter di dalam udah tutup, terus gimana dong solusinya selain order taksi dari luar?" lanjutnya.
Setelah ditunggu, akhirnya taksi yang dipesan oleh Dimas datang. Dimas dan istri pun segera masuk ke dalam taksi untuk melanjutkan perjalanan. Namun, belum sempat berjalan jauh dari terminal, taksi yang ditumpangi Dimas tiba-tiba disetop oleh seorang oknum yang menyuruh si sopir taksi untuk keluar.
"Istri gue bilang, 'udah pak di dalam aja, jangan keluar'. Si mas-mas ini tetep nyuruh supir gue keluar," ungkapnya.
"Gue akhirnya buka jendela dan bilang, 'mas, tadi saya udah ke dalam tapi counternya udah tutup. Udah mau pesen lewat sini juga tapi enggak bisa'. Masnya cuma iya-iya aja sambil minta STNK ke bapaknya. Gue perhatiin pak supir gue ini sabar banget nanggepin masnya," paparnya.
ADVERTISEMENT
Kepada oknum tersebut, si sopir taksi mengatakan bahwa ia mengambil penumpang karena memang mendapatkan orderan. Dimas pun membela si sopir taksi, sebab ia mengorder lewat aplikasi karena counter pengambilan nomor antrean sudah tutup, sehingga jalan satu-satunya untuk mengorder taksi adalah lewat aplikasi.
Si sopir taksi kemudian bertanya kepada oknum tersebut bagaimana dengan STNK-nya yang ditahan oleh oknum itu.
"Masnya jawab 'cari aja YONO'. Dan drama malam itu berakhir STNK si bapak yang disita orangnya YONO," ungkapnya.
Dimas mengaku heran mengapa oknum tersebut hanya menyetop taksi yang ditumpanginya. Padahal, kata dia, ada banyak taksi lain yang masuk ke bandara, tapi tidak mendapatkan perlakuan seperti yang Dimas. Dimas pun mengira, ada sentimen khusus dari taksi bandara terhadap taksi konvensional.
ADVERTISEMENT
Dimas juga sempat bertanya kepada sopir taksi perihal oknum yang tiba-tiba menyetop taksinya tadi. Kepada Dimas, sopir taksi mengungkapkan bahwa orang itu adalah oknum aparat.
Ilustrasi demo taksi online (Foto: Darren Whitesite/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi demo taksi online (Foto: Darren Whitesite/Reuters)
"Makasih banget buat supir Bluebird nomor RR 483 bapak F yang sabar banget ngadepin mas-mas kelebihan adrenalin itu. Bahkan bapaknya sampai nasehatin istri saya, 'mbaknya jangan terlalu benci ke orang itu ya. Kan mbaknya lagi hamil. Berdoa aja semoga keturunan kita enggak ada yang jadi seperti itu'," tuturnya.
Cerita Dimas ini langsung mendapatkan tanggapan dari Angkasa Pura. Pihak Angkasa Pura lewat balasan tweetnya berjanji akan segera melakukan perbaikan.
"Terkait permasalahan tersebut, kami akan segera lakukan perbaikan. Pagi ini disiapkan langkah antisipasi lanjutan termasuk menyegerakan proses seleksi taksi argo agar segera dapat beroperasi. Terima kasih," ujar Angkasa Pura.
ADVERTISEMENT
Cerita Dimas ini juga mendapatkan perhatian dari TNI Angkatan Udara. Lewat akun Twitternya, TNI Angkatan Udara mengatakan sudah meneruskan kejadian ini kepada pihak terkait, sebab bandara Ahmad Yani masuk ke wilayah otoritas Pusat Penerbangan Angkatan Darat.
"Mohon maaf nyamber. Menanggapi hal ini airmin sudah bantu meneruskan ke pihak terkait karena bandara tersebut bukan wilayah TNI AU, tetapi lebih kepada otoritas Puspenerbad. Terima kasih kepada airmen yang sudah mention airmin," tuturnya.
Kejadian ini juga sudah diketahui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Budi mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pengecekan ke lapangan.
"Sudah kami cek dan akan segera kami tindak lanjuti," kata Budi kepada kumparan.