Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cerita Djarot soal Ahok yang Kekeh Merenovasi Lapangan Banteng
10 Agustus 2017 12:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB

ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta sudah memulai proyek revitalisasi Lapangan Banteng, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Revitalisasi Lapangan Banteng yang memakan biaya Rp 150 miliar itu rencananya akan dibagi menjadi tiga zona, yaitu Monumen Pembebasan Irian Barat, pusat olahraga, dan ruang terbuka hijau (RTH) berkelas internasional.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mengatakan rencana revitalisasi lapangan itu berasal dari Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Kala itu, Ahok menyatakan keinginannya agar Lapangan Banteng bisa dimanfaatkan oleh warga Jakarta sebagai sarana olahraga.
"Waktu itu kita berdiskusi bagaimana Lapangan Banteng itu dapat digunakan dan dimanfatkan oleh warga Jakarta. Dan satu lagi, untuk rumput biasa yang idenya digunakan 24 jam dengan penerangan yang cukup bagus," kata Djarot di Balai Kota, Jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (10/8).

Djarot juga mengungkapkan, patung Pembebasan Barat yang juga termasuk dalam proyek revitalisasi nantinya akan dipromosikan kembali oleh Pemprov. Sebab, patung tersebut kepopulerannya Djarot anggap sempat 'tenggelam'.
ADVERTISEMENT
Ahok pun sempat menceritakan kepada Djarot betapa pentingnya patung Pemebebasan Irian Barat karena sarat sejarah.
"Pak Ahok pada saat itu cerita betapa pentingnya patung Pembebesan Irian Barat waktu itu, dan ini kan banyak orang yang tidak tahu," terangnya.
Patung tersebut, kata Djarot, merupakan simbol sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh generasi yang akan datang. Sebab, generasi muda harus tahu bahwa dalam sejarah, Irian Barat dan Indonesia pernah bersatu.
"Patung itu jadi simbol yang memutus rantai itu. Warga Papua yang ditemui oleh Bung Karno dijadikan simbol untuk memutus rantai itu," tuturnya.