Cerita Dokter PKP3JH Tangani Jemaah Haji yang Kena Serangan Jantung Saat Thawaf

4 Juni 2023 3:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah haji dirawat di Rumah Sakit usai alami serangan jantung Foto: Kemenag RI
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah haji dirawat di Rumah Sakit usai alami serangan jantung Foto: Kemenag RI
ADVERTISEMENT
Jumat (2/6) jelang tengah malam, dokter Lebriandy dan dokter Sarah menemukan seorang jemaah haji asal Indonesia yang kesakitan di area Mataf, tempat thawaf lantai dasar. Jemaah berusia 75 tahun asal Batam itu mengeluh sakit di ulu hatinya.
ADVERTISEMENT
Lebriandy dan Sarah, yang tergabung dalam Tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH), itu langsung memberikan pertolongan pertama. Namun setelah diberikan obat pereda nyeri, jemaah itu masih berkeringat dingin dan mengeluh ada nyeri hebat di dadanya.
Melihat kondisi itu, mereka langsung bergegas mengevakuasi jemaah ini ke klinik Masjidil Haram. Di sana, pasien langsung dirujuk ke Ajyad Hospital. Namun rupanya, Ajyad Hospital juga tak mampu memberikan penanganan karena alat medisnya kurang lengkap. Pasien lalu dikirim ke RS King Abdullah sekitar pukul 23.50 WAS.
“Kami saat itu memang berkejaran dengan waktu yang genting. Sebab, ini berkaitan dengan nyawa manusia yang terkena serangan jantung,” jelas dr Lebri dalam keterangannya, Minggu (4/6).
ADVERTISEMENT
Setelah diperiksa, rupanya pasien mengalami STEMI Extensive Anterior Wall sehingga harus dilakukan primary PCI. Otot jantungnya yang rusak menimbulkan penyumbatan di pembuluh darah arteri koroner jantung.
Ilustrasi jantung. Foto: deepadesigns/Shutterstock
“Sehingga dibutuhkan tindakan pemasangan ring jantung oleh dokter jantung dengan tujuan untuk membuka sumbatan plaque pembuluh darah koroner jantung tersebut agar jantung bisa berfungsi normal kembali,” papar dr Lebri.
“Kondisi semacam ini menuntut penanganan cepat. Petugas dan tim dokter berpacu dengan waktu. Sebab, semakin cepat didiagnosa dan ditangani, semakin besar kemungkinan pasien bisa selamat dan mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pasien,” sambungnya.
Apalagi, lanjut dr. Lebri, jemaah ini diketahui memiliki riwayat diabetes melitus, hipertensi, dan merokok. Bahkan saat di bangsal perawatan jantung RS King Abdullah, pasca-pasang ring jantung, pasien sempat mengalami henti denyut nadi sehingga harus dilakukan CPR dan DC shock.
ADVERTISEMENT
“Alhamdulillah, atas ikhtiar yang dilakukan, Allah menakdirkan pasien bisa ditangani dengan baik. Saat ini keadaan umum pasien stabil dan rencana akan rawat jalan mulai besok,” sebutnya.
Salah satu tanda serangan jantung adalah rasa sakit seperti maag di ulu hati. Sehingga bagi jemaah yang merasakan sakit hebat di ulu hati, jangan anggap remeh dan segera laporkan ke petugas.