Cerita Dokter yang Dimutasi dari RS Kariadi dan Diberhentikan RS Adam Malik

7 Mei 2025 14:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
dr Pipirim Basarah menghadiri RDPU bersama BAM soal mutasinya ke RS Fatmawati, Jakarta, Rabu (7/5). Foto: Alya Zahra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
dr Pipirim Basarah menghadiri RDPU bersama BAM soal mutasinya ke RS Fatmawati, Jakarta, Rabu (7/5). Foto: Alya Zahra/kumparan
ADVERTISEMENT
Sejumlah dokter anak mengeluhkan mutasi sepihak yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ke Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Rabu (7/5). Salah satunya, mantan Ketua IDI Jawa Tengah dr.Fitri Hartanto.
ADVERTISEMENT
dr.Fitri menceritakan, sudah hampir 20 tahun dirinya mengabdi di Rumah Sakit Kariadi serta berkontribusi dalam pembinaan tumbuh kembang anak. Namun ia dimutasi ke RS Sardjito Yogyakarta pada Jumat (2/5).
“Saya sudah menandatangani bahwa PNS bisa ditempatkan di mana pun. Namun yang saya ingin cari sebetulnya kebenaran kenapa kami ini dimutasi karena informasinya jelas tidak ada. RS Dr Kariadi saya di situ sudah hampir 20 tahun, untuk bagaimana membina pengembangan dan tumbuh kembang dari mulai awal, kemudian harus menyusun kedepannya untuk dapat memproduksi konsultan tumbuh kembang,” kata Fitri.
Fitri mengatakan usai diberhentikan secara sepihak, banyak pasiennya yang mengeluh tidak mendapatkan layanan kesehatan secara memadai di RS Kariadi. Bahkan rumah sakit tersebut sudah tidak menerima rujukan.
ADVERTISEMENT
“Saya evaluasi selama tiga bulan dari pasien-pasien mengeluh, dari teman-teman di sana angka rujukannya turun. Kemudian untuk dari RS Sardjito sendiri saya belum bisa menggambarkan apa keuntungan saya di situ,” kata Fitri.
"Tidak ada tugas yang jelas saya harus ngapain di situ," ujarnya.
Mantan Ketua IDI Jawa Tengah, dr. Fitri Hartanto. Foto: Instagram/ @dr.fitrihartanto_spak
Pemberhentikan dr Rizky di RS Adam Malik Medan
Sementara itu pemberhentian mendadak dialami dr Rizky Ardiansyah dari Rumah Sakit Adam Malik.
“Jumat 2 Mei 2025, hari yang akan saya ingat sebagai kado peradaban terindah yang saya dapatkan. Yakni, saya diberhentikan dari Rumah Sakit Adam Malik oleh kekuasaan yang ingin membungkam siapa pun pengusiknya,” kata Rizky dalam keterangannya.
"Rumah Sakit Adam Malik, rumah sakit yang telah memberikan saya banyak ilmu pengetahuan, dari guru-guru saya, senior-senior, dari sahabat-sahabat saya, dan dari pasien-pasien yang juga saya tangani."
ADVERTISEMENT
Pemberhentian ini, menurutnya, juga tidak melalui surat pemberitahuan sebelumnya. Padahal menurutnya, ia telah berkontribusi atas keberhasilan operasi pemisahan kembar siam di RS Adam Malik dan membentuk langsung tim penanganan kembar siam.
Ia juga tak mengetahui alasan resmi Kemenkes mencabut statusnya dari RS Adam Malik.
“Bersama seluruh dokter-dokter spesialis lainnya, kita membentuk tim penanganan pemisahan kembar siam. Saya diangkat menjadi ketuanya. Tahun 2017, kami berhasil memisahkan kembar siam Sahira dan Fahira, sekaligus melakukan operasi jantung bocor kepada salah satu bayinya,” tuturnya.
Penjelasan Kemenkes
Kemenkes sendiri telah memberi penjelasan terkait polemik tersebut. Mereka memastikan mutasi ini adalah hal biasa dalam sebuah organisasi.
"Rotasi yang dilakukan terhadap dr. Piprim adalah hal yang biasa dalam organisasi. Selain beliau ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dirotasi untuk pengembangan RS Kemenkes," demikian keterangan Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk kasus di RS Adam Malik Medan, Kemenkes mengatakan bahwa dr. Rizky merupakan dokter mitra atau dokter lepas. Bukan merupakan pegawai dari rumah sakit tersebut.
Belum ada keterangan dari Kemenkes terkait dr Fitri yang dimutasi ke RS Sardjito.