Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.6
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Cerita Ganjar Ada Ibu Hamil Pasang Bendera Merah untuk Minta Perhatian Pemda
19 Desember 2023 18:56 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo, menceritakan pengalaman menariknya saat ia baru menjabat sebagai Gubernur Jateng. Saat itu, kata Ganjar, ada seorang ibu hamil dari Boyolali yang memasang bendera merah seperti PDIP di depan rumah untuk mendapat perhatian Pemda Jateng.
ADVERTISEMENT
Daerah Jateng merupakan basis pemenangan PDIP sejak Pilpres 2014.
"Di Boyolali, ibu-ibu hamil, yang bermasalah kandungannya, itu di rumahnya dikasih bendera merah. Sehingga semua aware, bidannya aware. Bahwa di situ (rumah itu), ada seorang ibu yang lagi hamil dan butuh perhatian. Ini lokalitas yang menarik," kata Ganjar dalam diskusi bersama Institute Pertanian Bogor (IPB) di IPB Internasional Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/12).
"Dan benderanya merah, karena pemenangnya di sana PDI Perjuangan. Ya biasalah, kepala daerah kan gitu. Aku enggak apa-apa, yang penting ibunya sehat, saya bilang begitu," sambungnya.
Dia menuturkan cara sang ibu sangat kreatif agar bisa segera mendapatkan bantuan. Karena itu, kata Ganjar, di Jateng ia langsung membuat program khusus ibu hamil.
ADVERTISEMENT
"Itu kreatif menurut saya, lalu saya adopt Bu dengan program kita punya jargon, Jateng gayeng, sebenarnya ngincer wong meteng (orang hamil), perhatian sama ibu hamil, maka pakainya itu, kalau ada suaminya saya tanya, bro kamu kalau istrimu mau periksa, kamu temenin apa enggak? Ini edukasi kepada mereka," kata dia.
Politikus PDIP itu juga menuturkan dirinya membuat program agar anak perempuan tidak menikah dini untuk menghindari stunting.
"Yang kedua Bu, kami punya program, Ojo kawin bocah. Jangan menikah dini, dan itu menjadi advokasi, ini program stunting," kata Ganjar.
Lebih lanjut, Ganjar mengatakan seluruh program stunting di Jateng selalu dilakukan evaluasi.
"Bagaimana melaksanakannya? Perintahkan targetkan evaluasi Bu, Bu, kepala daerah itu kalau dievaluasi bareng bareng, disebut satu satu itu lumayan malu. 'Mohon maaf pak gubernur Jawa Tengah stuntingnya masih tinggi pak'. Oh ya siap. Sambil malu. Maka kita keliling, yang mesti kita lakukan," tandasnya.
ADVERTISEMENT