Cerita GeNose Sempat Diragukan Menhub dan Dapat Dukungan BIN

5 Februari 2021 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para penumpang meniup kantong plastik untuk mengambil sampel udara yang akan diuji menggunakan GeNose di sebuah stasiun kereta api di Jakarta, Indonesia, Rabu (3/2). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Para penumpang meniup kantong plastik untuk mengambil sampel udara yang akan diuji menggunakan GeNose di sebuah stasiun kereta api di Jakarta, Indonesia, Rabu (3/2). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
Alat skrining corona buatan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, telah mendapat izin edar pada Desember 2020 lalu. Namun, bukan berarti perjuangan para peneliti usai sampai di situ.
ADVERTISEMENT
Sesaat setelah izin edar keluar, belum semua orang percaya GeNose. Bahkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sempat tak percaya.
"Dari izin edar itu kita berjuang lagi dan suatu ketika saya itu dikasih tahu Pak Menhub sekarang ini, dengar-dengar Pak Menhub enggak percaya GeNose," kata Ketua Peneliti GeNose Prof Kuwat Triyana di Live Corona Update dengan kumparan, Jumat (5/2).
Mendengar hal itu, Kuwat mengajak peneliti GeNose lain yaitu dr Dian Kesumapramudya Nurputra untuk bertemu dengan Menhub dan memberikan penjelasan.
Petugas mengetes kantong nafas milik pegawai PT KAI (Persero) dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (23/1). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
"Terus saya langsung ke Jakarta sama Dokter Dian, langsung menjelaskan ke beliau sekaligus mampir memberikan pelatihan ke BIN," ujarnya.
Di hadapan Menhub, Kuwat dan Dian mempresentasikan dan mendemokan GeNose. Setelah itu, mereka pulang melalui jalur darat menggunakan mobil pribadi. Di tengah jalan, kabar baik pun muncul.
ADVERTISEMENT
"Baru sampai rest area saya diberitahu dari PT KAI bahwa ada memo dari Pak Menhub segera mengimplemetasikan (GeNose) di stasiun. Itu belum sampai ke Yogja," ungkapnya.
Di satu sisi, Kuwat terkejut dengan keputusan berani Menhub. Dia pun langsung rapat dengan KAI begitu sampai Yogyakarta.
Alat skrining corona GeNose terpasang di Stasiun Tugu. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Dari penjelasan kita, beliau langsung memberikan keputusan sangat berani. Akhirnya kita pulang dan selang beberapa hari kita rapatkan, kita integrasikan sistem di KAI dengan sistem kami," ujarnya.
"Kemudian sekarang kalau penumpang melakukan pengetesan dengan GeNose di stasiun itu di buktinya ada simbol GeNose, ada simbol KAI, dan barcode identitas orang tersebut. Kemudian ada keputusannya dia negatif atau positif. Itu yang detik ini terjadi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kuwat juga berterimakasih dengan BIN yang tanpa koar-koar mendukung pengembangan GeNose. Terutama dari segi pendanaan.
"Terima kasih sekali BIN yang secara tidak ramai-ramai langsung men-support finansial kepada kami, sehingga kami bisa memproduksi di tahap awal," pungkasnya.