Cerita Guru Besar UI Kena Heat Stroke saat Wukuf, Beri Tips ke Jemaah Haji 2023

27 Juni 2023 14:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Prof Tjandra Yoga Aditama. Foto: Dok. Pribadi
ADVERTISEMENT
Hari ini jemaah haji di seluruh dunia melaksanakan ibadah puncak haji yakni wukuf di Arafah. Dalam beberapa hari ke depan juga akan melakukan mabit (bermalam) di Mina.
ADVERTISEMENT
Cuaca di sana cukup ekstrem. Panasnya bisa sampai 45 derajat celsius.
Jemaah diminta waspada jangan sampai terkena heath stroke. Sebab, kalau tak ditangani dengan baik bisa menjadi penyakit berat dan fatal akibatnya.
Prof Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar FK UI, membagikan pengalamannya saat menjadi petugas haji di klinik di Makkah pada tahun 1989. Saat itu sempat mengalami heat stroke.
"Waktu itu namanya masih disebut sebagai Poliklinik Medik Darurat (PMD), walaupun kami juga punya puluhan tempat tidur rawat inap di gedung beberapa lantai di daerah Aziziah. Suhu udara juga panas sekali ketika itu, sekitar 45 C," cerita Prof Tjandra kepada kumparan, Selasa (27/6).
"Saya ingat kalau jalan dari poliklinik (yang ber AC) ke ruang makan yang merupakan bangunan terpisah maka kami harus lewat udara terbuka, dan rasanya seperti disemprot knalpot panas," sambungnya.
Jemaah haji berkumpul di Bukit Rahmah di dataran Arafah selama ibadah haji tahunan, di luar kota suci Makkah, Arab Saudi, Selasa (27/6/2023). Foto: Mohamed Abd El Ghany/REUTERS
Ia menambahkan, waktu wukuf di Arafah, cuaca tentu juga sangat panas. Lebih parahnya lagi, ketika itu tidak ada tenda ber-AC.
ADVERTISEMENT
"Di pagi hari Arafah saya sudah siap kerja di tenda klinik (yang panas tentunya), dan sekitar jam 10.00 pagi saya mulai merasa agak melayang, pusing dan suhu tubuh panas sekali, terpaksa berbaring di lantai tenda, rupanya gejala awal dari heat stroke," kenang dia.
Ia bersyukur, teman sesama dokter segera bertindak untuk mendinginkan tubuhnya dengan kain ihram basah dan juga semprotan air. Katanya, waktu itu pengetahuan klinik memang belum sebaik sekarang.
"Alhamdulillah setelah sekitar 1 jam maka saya bangun kembali, karena masih awal maka belum perlu mendapat infus dan terapi khusus lainnya," tutur Ketua Team Pengawasan dan Pengendalian (WasDal) Kesehatan Haji tahun 2014 itu.
Berdasarkan pengalamannya itu, Prof Tjandra membagikan tips bagaimana menghadapi jemaah yang heat stroke.
ADVERTISEMENT
1. Pindahkan mereka yang terkena heat stroke ke tempat dingin atau ruangan ber AC
2. Turunkan suhu tubuh dengan kompres atau air,
3. Monitor ketat keadaan kesehatan dan suhu tubuh pasien
4. Segera berkonsultasi ke petugas kesehatan yang ada.
Penanganan oleh petugas kesehatan juga akan amat serius serta tergantung status klinis pasiennya. Apalagi kalau pasien sudah sampai kehilangan kesadaran, gangguan pernapasan serta gangguan hemodinamik.
Jadi yang paling penting menurutnya adalah mencegah jangan sampai jemaah atau pun petugas terkena heat stroke. Caranya bisa dilakukan dengan 3 hal di bawah ini:
1. Menghindari aktivitas tidak perlu di luar ruangan/tenda di Arafah dan Mina
2. Memastikan minum yang cukup banyak
3. Kalau terpaksa keluar maka gunakan pakaian yang cerah, longgar, dan bila mungkin di tempat keteduhan.
ADVERTISEMENT