Cerita Guru Honorer saat Kena Cleansing, Datangi Disdik Tanyakan Kesalahan

19 Juli 2024 8:06 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi guru mengajar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi guru mengajar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) membagikan kisah beberapa guru honorer yang kaget saat menerima keputusan cleansing. Ada salah satu dari mereka, yang sampai mendatangi Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, dan meminta jawaban atas pemberhentiannya.
ADVERTISEMENT
"Ada guru agama yang sudah ngajar 4 tahun dia datang kantor dinas, dia bilang saya salah apa pak?, dinas bilang bapak enggak dipecat, cuma enggak dapat jam aja," kata Iman Zanatul Haeri, Kabid Advokasi P2G menirukan keluhan guru tersebut, kepada kumparan, Kamis (18/7).
Dihilangkannya jam mengajar bagi guru, sama saja menghentikan pendapatannya. Pasalnya, guru honorer dibayar per jam mereka mengajar.
"Guru itu nyawanya di jam. Enggak ada kegiatan yang lain, apalagi honorer," kata Iman.
Kakak korban kasus revenge porn, Iman Zanatul Haeri (tengah). Foto: kumparan
Iman menceritakan, para guru ini diberi tahu kebijakan cleansing pada pekan pertama tahun ajaran baru 2024-2025. Sehingga tidak ada waktu bagi mereka untuk mendapatkan sekolah baru, untuk mengajar.
"Kemudian mereka resah, bagaimana seperti ini, dari dinas enggak ada keterangan lebih lanjut. Enggak komunikatif. Enggak ada kesempatan untuk mencari tempat baru. Mereka diberi tahu di minggu pertama di minggu masuk, bagaimana cara mereka cari sekolah swasta baru?," kata Iman.
ADVERTISEMENT
P2G lantas membuka posko aduan bersama LBH Jakarta. Mereka menerima 107 aduan masuk, setelah itu, mereka menyerahkan posko pengaduan itu kepada LBH Jakarta.
Sejauh ini, Disdik DKI Jakarta sudah melakukan cleansing terhadap 4.000 guru honorer. Solusinya, mereka menyebut akan ada 1.900 formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang akan dibuka Kemendikbud di tahun ini.