Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Cerita Habib Ja'far Bertemu Paus di Istiqlal: Sederhana, Jauh dari Hedonisme
5 September 2024 11:57 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Tokoh agama Islam Husein Ja'far Alhadar atau Habib Ja'far, terlihat mengeluarkan handphone miliknya dengan posisi untuk ber-selfie ketika Paus Fransiskus hendak masuk ke mobil Toyota Innova Zenix usai menuntaskan kunjungannya di Masjid Istiqlal Jakarta, Kamis (5/9).
ADVERTISEMENT
Seperti warga lainnya yang antusias, Habib Ja'far terlihat ceria saat bisa melihat Paus secara langsung.
Sosok Paus Fransiskus bukan seseorang yang asing bagi Habib Ja'far. Dia mengaku banyak membaca soal paus asal Argentina itu dari berbagai buku dan kisah-kisah yang diceritakan kepadanya.
"Saya mendengar kisah-kisah Paus dari jauh. Saya membaca buku-buku yang menceritakan beliau. Saya mendengar kisah-kisah tentang beliau dari Kardinal Suharyo, dari Keuskupan Agung Jakarta yang bertugas di gereja Vatikan Roma. Tentang kesederhanaannya, tentang kemanusiaannya, tentang komitmennya terhadap toleransi hingga nilai-nilai ekologi," ujarnya kepada wartawan saat dijumpai di Masjid Istiqlal.
Dia mengaku setelah melihatnya dari dekat, aura kesederhanaan yang selama ini hanya didengarnya bisa dia ikut rasakan.
"Dan hari ini saya melihat dari dekat dan merasakan langsung nilai-nilai yang saya dengar tentang Pak Fransiskus. Bagaimana beliau memiliki komitmen terhadap nilai-nilai ekologi dan toleransi, sempat moderasi. Dan bagaimana beliau terlihat dan terasa sekali kesederhanaannya," kata Habib Ja'far.
Kesederhanaan itu yang dijadikan Habib Ja'far sebagai refleksinya bagi anak muda Indonesia untuk menjauhi sifat-sifat hedonisme yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
ADVERTISEMENT
"Yang itu tentu satu pesan yang penting secara praktis dan real, khususnya bukan hanya kepada pemimpin-pemimpin agama dan pemimpin-pemimpin negara, tapi juga kepada kita anak muda yang seringkali sekarang terjebak dalam hedonisme, bahkan hedonisme yang palsu," jelas Habib Ja'far.
"Dia [hedonisme] sebenarnya bukan orang yang memiliki sesuatu, tapi mempertontonkan hedonisme itu kepada generasi muda lainnya di media sosial yang akhirnya menunjukkan kecemburuan sosial, kecemburuan ekonomi, bahkan konflik dan kriminalitas atas dasar kecemburuannya," sambungnya.
Habib Ja'far mengaku, bila diberi kesempatan untuk mengobrol bersama Paus, dia hanya ingin mengucapkan terima kasih.
"Kalimat yang seandainya saya bisa berjumpa Paus adalah terima kasih Paus atas kepercayaan dan kesederhanaannya sebagai pelajaran penting bagi kita orang Indonesia," tutupnya.
ADVERTISEMENT