Cerita Heryanto: Dipecat KPK karena TWK, Kini Sibuk Jadi Kuli Renovasi Rumah

13 Oktober 2021 9:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi batu bata Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi batu bata Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Saban hari, Heryanto membantu merenovasi rumah orang tuanya di Kampung Makassar, Jakarta Timur. Aktivitas itu ia lakukan usai tak lagi bekerja di KPK.
ADVERTISEMENT
Heryanto sudah bergabung di KPK sejak 2009 sebagai pramusaji. Lima tahun berikutnya, ia diangkat sebagai pegawai tidak tetap.
Namun, 30 September 2021 malapetaka itu datang menimpa Heryanto. Dia bersama 56 pegawai KPK lainnya dipecat karena dinilai tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan (TWK). Tes yang disebut oleh Komnas HAM dan Ombudsman RI bermasalah.
Semenjak itulah ia mengisi waktu luang sebagai kernet bangunan. Rumah orang tuanya yang direnovasi, berharap dapat digunakan oleh Heryanto dan keluarga untuk tinggal. Sehingga, ia tak perlu lagi ngontrak rumah.
"Membantu renovasi rumah orang tua untuk saya tinggali bersama keluarga agar tidak ngontrak lagi dan sambil mencari pekerjaan," kata Heryanto saat berbincang dengan kumparan, Rabu (13/10).
Waktu luang juga digunakan oleh Heryanto untuk melakukan aktivitas lainnya. Seperti membantu anak belajar hingga menyelesaikan pekerjaan rumah sehari-hari. Kebetulan, rumah mertua Heryanto masih dekat dengan kontrakannya saat ini.
57 Pegawai KPK yang tidak lolos TWK saat meninggalkan gedung KPK. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Heryanto mengaku kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan lain. Faktor usai, pendidikan, dan keahlian menjadi penghambat. Ia pun menyambut baik ketika ada tawaran dari Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit kepada 57 eks pegawai KPK untuk menjadi ASN Polri.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku sudah ada komunikasi yang terjalin antara dia dan eks 56 pegawai KPK lainnya. Saat ini, tinggal menunggu konfirmasi lebih lanjut dari pihak kepolisian dan perwakilan 57 eks pegawai KPK
"Komunikasi sudah ada, tapi tinggal tunggu konfirmasi selanjutnya dari pihak kepolisian dan dari pegawai 57 lainnya," kata dia.
Dia menilai, tawaran Kapolri ini menunjukkan bahwa masih ada yang percaya kepada eks 57 pegawai KPK. Meski, sudah dinyatakan merah dalam hasil TWK.
"Tanggapan saya sih bagus, berarti masih ada yang percaya dengan kami yang 57 pegawai tidak lulus TWK yang benar-benar memperjuangkan kebenaran dalam memberantas korupsi walau sudah tidak bekerja lagi di lembaga tersebut," pungkas Heryanto.
Penyidik senior KPK Novel Baswedan (kanan) bersama pegawai yang tidak lolos TWK menanggalkan identitas pekerjaannya saat hari terakhir bekerja di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (30/9/2021). Foto: Indrianto Eko Suwarso/ANTARA FOTO
Heryanto bukan satu-satunya eks pegawai KPK yang banting setir. Beberapa mantan pegawai KPK lainnya yang sama-sama disingkirkan via TWK juga memulai aktivitas baru.
ADVERTISEMENT
Seperti mantan Kasatgas Pembelajaran Antikorupsi KPK, Hotman Tambunan, yang mulai fokus pada outlet kopi Toba miliknya di Jakarta Selatan. Lalu, mantan Penyelidik Fungsional di Biro Hukum KPK, Juliandi Tigor Simanjuntak, kini banting setir menjadi penjual nasi goreng di kawasan Bekasi.
Raja OTT Harun Al Rasyid pun kini fokus menjalankan bisnis sembakonya, sembari mengajar di pesantren yang ia dirikan di Bogor. Sementara Novel Baswedan, lebih banyak waktu untuk beristirahat sembari memberikan pelatihan-pelatihan materi antikorupsi.