Cerita Ibu Awiy Besarkan Anak dari Puing-puing Dolar di Sampah Pabrik

7 April 2018 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Jika biasanya tumpukan sampah menjadi bencana, tidak demikian bagi warga Kampung Parung Dengdek, Desa Wanaherang, Gunung Putri, Bogor.
ADVERTISEMENT
Tumpukan sampah pabrik di dekat rumahnya justru menjadi pahlawan bagi warga sekitar, salah satunya perempuan bernama Sawir atau yang lebih akrab disapa Awiy. Ibu berusia 39 tahun itu setiap hari menjajakan bahan kebutuhan pokok di warungnya di kawasan itu.
Awiy hidup bukan di sekeliling tumpukan sampah biasa. Tumpukan sampah itu bisa dikatakan ajaib. Ya, karena kadang terselip di dalamnya lembaran dolar AS. Oleh karena itu, banyak warga berburu dolar di situ.
Awiy dan dolar yang dikumpulkan (Foto: Retno Wulandhari H/kumparan)
Awiy pun tak luput dari akitivitas berburu uang. Perempuan berambut panjang itu kerap mengorek sampah sembari mencari peruntungan dengan mencari dolar. Panas terik, hujan badai, Awiy terjang asal dapat dolar. Dia pun kadang harus terlibat persaingan sengit dengan warga lainnya.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, sekali sampah diturunkan dari truk, seratusan orang datang menyerbu.
"Iya saya pernah dapat one (sebutan warga Kampung Dengdek untuk uang dolar) saat mencari sampah," ungkap Awiy saat berbincang dengan kumparan (kumparan.com) di warungnya, Kamis (5/4).
Selain mendapatkan dolar, Awiy menyebut juga pernah mendapatkan uang euro. Uang-uang asing itu kemudian ia tukar dengan lembaran rupiah.
Dari dolar yang didapat, Awiy mampu bertahan hidup dengan layak. Bahkan, dari uang itu ia mampu membesarkan dua anaknya. Anak laki-laki Awiy kini sudah berusia 19 tahun dan lulus SMA. Sementara, satunya lagi yang perempuan baru menginjak kelas 5 SD.
"Saya besarkan anak ini salah satunya karena one," kata Awiy.
Berburu dolar di Kampung Parung Dengdek (Foto: Retno Wulandhari H/kumparan)
Awiy menyebut, uang dolar yang dia temukan bisa membantu mencukupi kebutuhan sekolah anaknya.
ADVERTISEMENT
Di usianya yang menjelang kepala 4, Awiy kini tak lagi memungut lembaran dolar. Dia lebih fokus menjaga warung dari hasil jerih payahnya.
Dia juga membantu suaminya membeli dolar dari warga yang dijual kepadanya. Dolar yang didapat kemudian dijual lagi oleh suami Awiy ke pihak lain.
"Sekarang sudah enggak cari one lagi, jaga warung di sini," tutup Awiy.