Cerita Ibu Bayi Meninggal di Tasik: Bukan soal Konten, tapi Pelayanan Buruk

22 November 2023 19:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nisa Armila (22), ibu dari bayi di Tasikmalaya yang meninggal diduga karena pelayanan klinik buruk. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nisa Armila (22), ibu dari bayi di Tasikmalaya yang meninggal diduga karena pelayanan klinik buruk. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Pasangan suami istri Erlangga Surya Pamungkas (23) dan Nisa Armila (22), warga Leuwimalang, Kelurahan Sukamulya,Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, kehilangan buah hatinya. Bayi yang baru sehari dilahirkan di Klinik Alifa itu meninggal pada Selasa (14/11).
ADVERTISEMENT
Diduga, bayi dengan bobot hanya 1,5 kilogram itu meninggal dunia akibat kelalaian petugas klinik yang menyalahi prosedur penanganan saat proses persalinan.
Kasus meninggalnya bayi itu pun viral dan menjadi bahan perbincangan netizen di media sosial. Sebab, usai dilahirkan bayi dengan berat badan kurang itu tidak dimasukkan ke dalam inkubator. Pihak klinik justru menjadikan bayi itu konten newborn tanpa izin keluarga.
Nisa menceritakan kejadian yang dialami bayinya. Menurut Nisa, pihak klinik mengirimkan foto dan video konten bayi kepada pihak keluarga pada Kamis 16 November 2023, selang 2 hari setelah bayi tersebut meninggal dunia.
Selain itu, di dalam foto tersebut juga bertuliskan ‘turut berbahagia’ atas kelahiran putra mereka, yang membuat pihak keluarga merasa semakin terpukul atas musibah yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
“Sebetulnya (bayi meninggal) bukan karena konten, tapi memang prosedur pelayanan di klinik kurang optimal saat persalinan. Kalau konten foto bayi itu diambil tidak ada izin dan dikirim ke keluarga setelah bayi meninggal,” kata Nisa saat ditemui di rumahnya, Rabu (22/11).
Dia mengaku kecewa atas buruknya pelayanan di klinik tersebut. Selain itu, bayinya juga diperbolehkan pulang dari klinik tanpa adanya informasi lebih detail mengenai kondisi bayi hingga akhirnya meninggal.
"Lahiran jam 10 malam (Senin, 13 November), paginya disuruh pulang. Keluarga khawatir karena berat kurang. Kenapa tidak dirujuk ke rumah sakit? Paling nggak di inkubator beberapa hari. Tapi ini disuruh pulang," katanya.
"Kami juga tidak diberikan berkas apa pun. Surat kelahiran, keterangan bayi sehat, kuitansi pembayaran tidak ada. Pulang hanya bawa si dede saja," imbuh Nisa.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, banyak pelayanan yang tidak sesuai standar. Edukasi soal kondisi bayi juga tidak disampaikan dengan baik, padahal bayi lahir dengan berat badan kurang.
"Bayi dengan kondisi berat 1,5 kilogram itu harus mendapatkan perawatan yang intensif dan harus steril, tapi di klinik malah diadakan sesi foto tanpa sepengetahuan pihak keluarga,” imbuhnya.
Menurut Nisa, pihak klinik telah mendatangi pihak keluarga untuk menyampaikan belasungkawa sembari meminta maaf atas kelalaian yang terjadi selama proses persalinan.
“Ada dari pihak klinik datang ke sini (rumah) untuk meminta maaf atas kelalaian selama persalinan. Dari pihak keluarga juga sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian,” ucap Nisa.
Sementara itu, polisi tengah menyelidiki dugaan malapraktik ini. Pemilik dan bidan Klinik Alifa, Tasimalaya, diperiksa.
ADVERTISEMENT