Cerita Istri Suporter RI yang Ditangkap di Malaysia karena Isu Bom

22 November 2019 15:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diah, istri Iyan Ptada Wibowo, suporter Indonesia yg ditangkap di Malaysia. Foto: Denita br Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Diah, istri Iyan Ptada Wibowo, suporter Indonesia yg ditangkap di Malaysia. Foto: Denita br Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Tiga suporter Timnas Indonesia asal Bali ditahan di Malaysia karena menuliskan teror bom di media sosial. Diah, istri salah satu suporter yang ditangkap, Iyan Ptada Wibowo, mengaku masih berkomunikasi dengan suaminya saat baru saja ditangkap polisi Malaysia.
ADVERTISEMENT
"Malam sebelum laga terakhir dia nge-chat saya, mungkin sebelum ditangkap. Bahwa minta doanya aja karena sebagai saksi. Dia mendampingi karena yang posting itu adalah Andre," ujar Diah saat ditemui di kediamannya di Denpasar, Bali, Jumat (22/11).
Diah menjelaskan, menurut penuturan suaminya, yang ditangkap polisi Malaysia adalah rekannya yang bernama Andreas Setiawan. Andre-lah yang menuliskan soal bom di media sosial. Namun menurut Diah, Andre hanya bercanda karena terbawa euforia pertandingan Indonesia vs Malaysia.
"Mungkin karena masih muda juga si Andre, dan terpengaruh situasi di sana. Pas dia komen seperti itu, mungkin dipikir sepele, enggak terdeteksi," kata Diah.
Menurut Diah, sebetulnya suaminya sudah mengingatkan ke tim yang berangkat ke Malaysia agar menjaga perilaku. Tak disangka mereka justru ditangkap polisi setempat.
ADVERTISEMENT
"Padahal sebelum berangkat pun sudah di-briefing, jangan bertingkah, (tingkah) polahnya dijaga karena kita bawa nama tim Indonesia, suporter Indonesia," katanya.
Kediaman suporter Indonesia asal Bali yang ditangkap di Malaysia karena teror bom. Foto: Denita br Matondang/kumparan
Setelah komunikasi terakhir pada 19 November, Diah hilang kontak dengan suaminya yang juga ketua Suporter Indonesia Pulau Bali (SIPB) itu. Diah menuturkan, suaminya bersama 3 orang suporter asal Bali berangkat ke Malaysia pada Minggu (17/11). Ketiga suporter itu, yakni Andre, Rifki, dan Hendrik. Di Bandara Ngurah Rai, mereka bertemu seorang suporter lain dari Bali, namun Diah tak menyebutkan namanya.
Saat memasuki stadion pada hari pertandingan, Selasa (19/11), Andre, Iyan, dan Rifki dicegat oleh polisi Malaysia. Sedangkan Hendrik lolos karena sudah lebih dulu masuk ke stadion.
Setelah itu, Diah tak mendapat informasi apa pun dari suami dan rekan-rekannya hingga kini. Seharusnya mereka kembali ke Indonesia pada Rabu (20/11) dengan jadwal penerbangan pukul 21.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Pada Kamis (21/11), Diah didatangi polisi dari Polda Bali. Mereka menginformasikan bahwa Iyan dan kedua rekannya sudah meminta bantuan KBRI Kuala Lumpur.
"Kemarin Kapolda Bali sudah telepon polisi sananya (Malaysia), masih proses penyelidikan, paling lama dua minggu. Cuma kalau PSSI cepat menjamin ketiga orang itu, dan mengkonfirmasi mereka itu siapa, mungkin lebih cepat. Intinya ada di PSSI," kata Diah.
Diah mengaku sudah menghubungi Ketua PSSI M Iriawan alias Iwan Bule melalui Instagram, namun belum mendapat respons. Dia juga menghubungi orang PSSI yang dikenalnya dan menyebut bahwa PSSI sudah turun tangan. Namun, Diah belum mendapatkan bukti.
"Saya berharap PSSI segera bertindaklah, masak hal seperti ini saja perlu lama orang ke sana untuk membebaskan. Mereka ke sana kan niatnya untuk mendukung Timnas, enggak ada niat lain," ujar Diah.
ADVERTISEMENT