Cerita Izin Edar GeNose Sempat Ditolak Kemenkes: Seperti Ujian Disertasi

5 Februari 2021 16:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria memberikan kantong plastik berisi sampel udaranya untuk diuji menggunakan alat pendeteksi corona GeNose di sebuah stasiun kereta api di Jakarta, Indonesia, Rabu (3/2). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria memberikan kantong plastik berisi sampel udaranya untuk diuji menggunakan alat pendeteksi corona GeNose di sebuah stasiun kereta api di Jakarta, Indonesia, Rabu (3/2). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
GeNose akhirnya dipakai sebagai screening awal virus corona. Saat ini, GeNose mulai dipakai di Stasiun Pasar Senen. Inventor GeNose, Prof Kuwat Triyana, mengungkapkan izin edar ke Kemenkes sempat ditolak.
ADVERTISEMENT
"Syarat minimal dites kita tetapkan 1.460. Ada hitung-hitungannya. Singkat cerita dari 2 bulan kita mendapatkan data lebih dari itu, sekitar 1.500, dari situ kita ajukan izin edar ke Kemenkes ditolak," ungkap Kuwat dalam Live Corona Update kumparan, Jumat (5/2).
Setelah izin edar ditolak, Kuwat kembali mengajukan izin edar GeNose ke Kemenkes 2 minggu kemudian. Ia mengungkapkan harus presentasi di hadapan Kemenkes. Ia bahkan mengibaratkan presentasi itu seperti ujian disertasi.
"Nah kemudian 2 minggu berikutnya dari salan ditolak itu maju lagi presentasi. Seperti ujian skripsi, mungkin ngeri lagi, ujian disertasi," ungkapnya.
Alat skrining corona GeNose terpasang di Stasiun Tugu. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Namun kabar baiknya, GeNose akhirnya mendapatkan izin edar. Ia juga menyebut tidak ada orang Kemenkes yang menjadi reviewer GeNose, sehingga prosesnya benar-benar independen.
ADVERTISEMENT
"Dan jangan lupa bahwa sangat profesional. Jadi walaupun penyelenggaraan Kemenkes, tapi tidak ada orang Kemenkes yang ikut jadi reviewer. Betul-betul independen termasuk dari UI, UNAIR, dan seterus. 24 Desember 2020 kita mendapatkan izin edar," tuturnya.
Kuwat pun bercerita bagaimana Menhub Budi Karya Sumadi awalnya tidak percaya dengan kemampuan GeNose mendeteksi virus corona. Ia dan tim kemudian pergi ke Jakarta untuk menjelaskan langsung kepada Menhub Budi Karya.
"Kami presentasi, kami demokan juga. Kita kan pulang pakai kendaraan pribadi, ada driver dua bergantian. Saya duduk sendirian di belakang. Baru sampai rest area, saya diberitahu dari PT KAI bahwa ada memo dari Pak Menhub segera mengimplementasikan di stasiun. Itu belum sampai ke Yogya," pungkasnya.
ADVERTISEMENT