Cerita Jemaah Pilih Salat Jumat di Hotel Demi Jaga Kesehatan Jelang Puncak Haji
23 Mei 2025 19:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Tidak hanya ke Masjidil Haram, jemaah haji asal Indonesia ada yang memilih melaksanakan salat Jumat di hotel tempat mereka menginap pada Jumat (23/5).
ADVERTISEMENT
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memang mengimbau jemaah haji bisa mengikuti salat Jumat di hotel atau di masjid dekat hotel, khususnya bagi lansia.
Salah satu tempat yang menyelenggarakan salat Jumat adalah hotel Thayeb. Jemaah tampak memadati lokasi Jumatan jelang azan zuhur tiba.
Irsyal, seorang jemaah haji dari Padang, mengaku sengaja memilih Jumatan di hotel. Ia mengaku ingin menjaga kesehatan menjelang puncak haji.
“Ramai di haram. Bus jam 7 sudah enggak ada lagi, jadi Jumatan saja di sini. Kalau berangkat jam 7 nunggu zuhur kelamaan. Jadi fisik ngaruh juga apalagi puncak (haji) 10 hari lagi,” ungkap Irsyal.
Bus Shalawat pada Jumat (23/5) memang tidak melayani perjalanan ke Masjidil Haram sejak pukul 09.00 Waktu Arab Saudi. Bus tersebut mulai beroperasi lagi pukul 14.00 Waktu Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Irsyal, Jumadi juga lebih memilih salat Jumat di hotel. Ia sedang menyiapkan diri menjelang puncak haji.
“Sudah ditutup jadi Jumatan di sini saja,” tutur Jumadi.
Sebelumnya, Kasi Transportasi Daker Makkah, Syarif Rahman, mengakui jemaah haji yang sudah di Makkah tentu ingin salat Jumat di Masjidil Haram. Namun, ia mengingatkan kesehatan jemaah harus diperhatikan, khususnya menjelang puncak haji.
“Oleh karena itu, karena puncak haji yang belum terlaksana kami mengimbau agar jemaah lebih baik yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan salat di Masjidil Haram itu lebih baik Salat Jumat di masjid yang paling dekat dengan hotel atau tempat akomodasi masing-masing,” kata Syarif di Kantor Daker Makkah, Kamis malam (22/5).
Jika di hotel tempat jemaah menginap menyelenggarakan salat Jumat, Syarif menegaskan jemaah Indonesia tidak perlu mencari masjid di luar hotel.
ADVERTISEMENT
“Itu saya kira akan lebih baik untuk mengurai kepadatan dan menjaga kesehatan dan keselamatan jemaah,” ungkap Syarif.