Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Jokowi saat Menemui Nyak Sandang di Istana Negara
21 Maret 2018 23:32 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo bertemu dengan penyumbang uang untuk pesawat RI Pertama, Nyak Sandang, di Istana Negara, Kompleks Kepresidenan, Jakarta Pusat, Rabu (21/3). Pertemuan Nyak Sandang dengan Jokowi berlangsung secara tertutup ditemani oleh bos NET TV Wishnutama.
ADVERTISEMENT
Jokowi pun menceritakan pertemuannya dengan Nyak Sandang di akun Instagram-nya, @jokowi. Dalam foto itu, Jokowi terlihat berbincang sambil menurunkan badannya agar sejajar dengan Nyak Sandang yang menggunakan kursi roda.
"Bertemu Nyak Sandang, orang tua kita bersama yang menjadi salah satu orang yang ikut andil menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia," ucap Jokowi dalam akunnya.
Jokowi juga menceritakan perjalanan Nyak Sandang yang saat itu baru berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hasil dari penjualanan tersebut kemudian diberikan kepada pemerintah. Dengan ditambah dari sumbangan masyarakat Aceh, Presiden Sukarno membeli dua pesawat terbang yang menjadi cikal bakal maskapai Garuda Indonesia.
"Tahun 1948 Presiden Sukarno berkunjung ke tanah Aceh mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka. Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp100 pun diserahkan kepada negara. Presiden Sukarno pun menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Nyak Sandang mengaku senang bertemu dengan Jokowi dan tidak menyangka dapat bertemu dengan orang nomor satu di Indonesia. Dalam kesempatan itu, Nyak Sandang juga foto bersama dengan Jokowi dan bercerita tentang kehidupannya yang sehari-sehari sebagai pengurus masjid.
Dirinya juga ditawari untuk menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Makkah. Selain itu, Nyak Sandang juga diberikan fasilitas berobat untuk matanya yang mengalami katarak.
"Senang sekali saya bertemu Presiden, foto-foto dan cium tangan. Saya enggak pernah mimpi ketemu Presiden," kata Nyak Sandang, di Istana Negara, Jakarta Pusat.
Nyak Sandang yang saat ini sudah berusia 91 tahun adalah saksi hidup saat dirinya ikut menyumbang uang untuk pembelian pesawat pertama Indonesia, Seulawah R-001 dan R-002. Ia bahkan masih menyimpan rapi bukti dokumen berupa obligasi atau surat pernyataan utang dari pemerintah Indonesia yang dikeluarkan tahun 1950. Sumbangan modal pembelian pesawat itu akan dikembalikan beserta dengan pemberian hadiah dalam kurun waktu 40 tahun.
ADVERTISEMENT
Pemerintah sempat berjanji akan mengganti uang yang telah dikeluarkan warga atas sumbangan uang tersebut. Namun, setelah 72 tahun Indonesia merdeka, pembayaran utang negara serta bantuan lainnya belum direalisasikan.