Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Jokowi Sibuknya Panitia Rekayasa Cuaca demi Sukseskan Gala Dinner G20
17 November 2022 21:37 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Gala dinner menjadi salah satu acara dalam KTT G20 di Bali. Makan malam itu digelar di area outdoor kawasan Garuda Wisnu Kencana (GWK), Selasa (15/11).
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi bercerita pelaksanaan gala dinner tersebut menjadi satu tantangan tersendiri bagi panitia. Sebab acara digelar outdoor di tengah musim hujan.
Hal ini disampaikan Presiden Jokowi ketika bertemu beberapa pemimpin redaksi media nasional di Hotel Apurva Kempinski, Bali, Kamis (17/11).
“Saya sudah putuskan gala dinner di GWK, disiapkan lighting-nya dengan baik, dan prakiraan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) pada hari itu akan hujan,” ucap Jokowi dikutip dari keterangan Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden.
Mendapatkan prakiraan akan hujan, panitia lalu menyiapkan rekayasa cuaca dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) agar acara berjalan lancar.
Jokowi menegaskan rekayasa cuaca dilakukan secara ilmiah. Tidak ada penggunaan pawang hujan.
"Enggak, kita ini ilmiah sekali. Setiap ada gumpalan awan yang menimbulkan potensi hujan langsung disergap tim TMC,” tutur Presiden menceritakan proses rekayasa cuaca.
ADVERTISEMENT
Jokowi juga bercerita sempat dikabarkan adanya hujan sebelum acara jamuan makan malam tersebut.
“Sore sampai malam, saya dikabari bahwa pesawatnya masih terbang. Jadi tiga hari jelang gala dinner urusan cuaca menjadi fokus panitia,” kata Jokowi.
Usaha keras untuk merekayasa cuaca berjalan sukses. Saat gala dinner berlangsung cuaca sangat bersahabat, udara sejuk dan tidak hujan. Para kepala negara pun sangat menikmati sajian makan malam dan menyaksikan pagelaran seni.
Penjelasan BMKG soal Rekayasa Cuaca
Dalam keterangan yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan TMC merupakan kolaborasi BMKG, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan TNI AU, dengan didukung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.
ADVERTISEMENT
“Biasanya garamnya 1,6 ton yang ditabur dengan 2 kali sorti (penerbangan), kemarin 15 November 2022, kita menggunakan garamnya 11,2 ton dengan 11 kali sorti (penerbangan),” ucap Dwikorita.
Selain itu, Dwikorita juga menyampaikan tim TMC mulai bekerja sejak tanggal 10 November 2022 pagi hingga 16 November 2022 pukul 16.00 WITA. Dengan menggunakan total 29 ton garam yang ditabur melalui 28 sorti penerbangan.
“Tujuannya, awan segera dihalau, segera diturunkan sebagai hujan sebelum memasuki area perhelatan. Dan yang terjadi kemarin awan yang sudah terlanjur menutup merata di atas area perhelatan segera diturunkan sebagai hujan beberapa jam sebelum acara dimulai. Kita menggunakan empat pesawat terbang,” kata Dwikorita.