Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Cerita Kapolri Lihat Betapa Sulitnya Buat SIM di Daan Mogot: Jadi Pemain Sirkus
21 Juni 2023 14:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berbicara terkait masalah pembuatan SIM di Indonesia. Masalah pembuatan SIM saat ini mendapat sorotan setelah Polri mengeluarkan persyaratan baru dalam pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM).
ADVERTISEMENT
Syarat barunya, pemohon SIM perlu melampirkan bukti sertifikat mengemudi yang didapat dari lembaga pendidikan mengemudi.
Jenderal Sigit mengatakan, pada dasarnya, pembuatan SIM di Indonesia masih cukup sulit. Selain itu, masih banyak laporan dan keluhan dari masyarakat betapa buruknya pelayanan pembuatan SIM.
"Kita ingin tahu apa yang menyebabkan apa yang membuat kita kurang bagus. Kalau kita lihat, pembuatan SIM juga masih sulit. laporan kasus juga sama, balik nama kendaraan dan seterusnya dan tentunya ya kita akan selalu lakukan perbaikan," kata Sigit saat memberikan arahan kepada para wisudawan dan wisudawati di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian 2023 pada Rabu (21/6).
Eks Kapolda Banten ini mengatakan, dirinya sudah memerintahkan kepada Kakorlantas Irjen Firman Shantyabudi untuk melakukan evaluasi. Termasuk digitalisasi pembuatan SIM.
ADVERTISEMENT
"Perbaikan yang awalnya manual menjadi digitalisasi sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan dengan aplikasi yang sedang kita siapkan," ucap Sigit.
"Kita akan satukan semua layanan di satu aplikasi namanya superAPP dan khusus untuk pembuatan SIM, saya minta Kakor tolong untuk melakukan perbaikan," kata Sigit.
"Yang namanya angka 8 itu masih sesuai atau tidak, yang melewati zig zag itu sesuai atau tidak, kalau sudah tidak relevan tolong diperbaiki," ucap dia.
Eks Kabareskrim ini menjelaskan, Polri ingin masyarakat yang mempunyai SIM adalah mereka yang bisa menghargai para pengguna jalan lain.
"Yang penting adalah bagaimana dia menghargai keselamatan para pengguna jalan dan bagaimana dia memiliki keterampilan saat mengendarai kendaraannya," ucap Sigit.
"Jangan terkesan bahwa pembuatan ujiannya khususnya praktik ini hanya untuk mempersulit dan ujung-ujungnya di bawah meja, enggak tes, malah lulus, ini harus dihilangkan," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh, Sigit mengatakan, dirinya sudah pernah meninjau bagaimana proses pembuatan SIM di beberapa tempat. Menurutnya, jika masih menggunakan metode seperti ini, hanya sedikit orang yang bisa mendapatkan SIM.
"Kita kalau saya uji dengan tes ini dari 200 yang lulus paling 20. Bener nggak? nggak percaya? Kalian langsung saya bawa ke Daan Mogot langsung saya uji. Ya, karena kalau yang lolos dari situ, nanti pasti bisa jadi pemain sirkus," ucap Sigit.
"Ini hal-hal yang begitu diperbaiki jadi hakikat yang ingin kita dapat dari seorang pengendara tanpa harus melakukan hal yang sangat sulit," ucap dia.