Cerita Karyawan Percetakan Diminta Konsumen Bikin Label Hand Sanitizer Abal-abal

30 Maret 2020 11:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memakai hand sanitizer.
 Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memakai hand sanitizer. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Penggunaan cairan antiseptik pembersih tangan atau hand sanitizer sangat dianjurkan di tengah merebaknya virus corona, sehingga harga produk antiseptik semakin melambung . Hal ini dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk meraup keuntungan di tengah wabah ini.
ADVERTISEMENT
Seorang karyawan sebuah percetakan di kawasan Depok, Jawa Barat bercerita kepada kumparan, jika di tempatnya bekerja banyak pesanan sticker label hand sanitizer, namun sayangnya pemesan tidak paham komposisi dalam produknya. Para pemesan hanya memberi contoh foto komposisi yang ada di produk terkenal.
“Yang pesan ke tempat saya, cuman bilang gini ‘mas tulisan komposisinya ikutin merk ini aja’ sambil menunjukkan screen shoot di galeri handphone-nya, yang berarti dia sendiri enggak tahu kadar komposisi di produk hand sanitizernya," katanya kepada kumparan, Senin (30/3). Dia meminta namanya dirahasiakan.
Dalam seminggu di tempatnya bekerja sudah memproduksi lima label hand sanitizer rumahan. Meskipun dalam hati ia khawatir komposisi dari produk hand sanitizer tidak sesuai standar.
ADVERTISEMENT
“Saya tetap buatkan, saya enggak bisa nolak karena saya cuman karyawan, yang punya kebijakan menolak kan atasan saya, mungkin atasan saya belum kepikiran dengan dampaknya," lanjutnya.
Kemudian ia pun menuliskan keluh kesah yang dirasakan di akun media sosial pribadinya, harapannya agar warga tidak membeli hand sanitizer produk rumahan sembarangan.
Ilustrasi Hand Sanitizer Foto: Dok. Shutterstock
Hal yang sama dirasakan seorang freelancer desain label di Surabaya, Jawa Timur. Kepada kumparan, ia bercerita kalau selama ini ia biasa menerima pesanan label untuk hand sanitizer untuk puskesmas di sekitar tempat tinggalnya. Namun belakangan, ia menerima pesanan dari seorang temannya yang meminta untuk dibuatkan label sebuah brand antiseptik ternama.
“Jadi ada teman saya pedagang musiman, minta dibuatkan label antiseptik mengikuti brand ternama, tanpa dia paham kaya apa yang penting ikuti label itu,” katanya.
ADVERTISEMENT
Untuk desain dan cetak label biasanya ia mematok tarif Rp.100.000-Rp 150.000, namun untuk pembuatan label antiseptik tersebut pemesan akan membayar hingga Rp 300.000. Meski bayarannya lebih besar, ia tetap menolak pesanan tersebut.
“Jadi diminta dibuatkan label kaya salah satu brand, saya enggak mau itu kan istilah nya “meng-kw-kan” nanti saya kena hak cipta, walaupun saya dibayar lebih besar dari biasanya,” lanjutnya.
****
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!