Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Keluarga soal Perawat Suntik Pasien yang Sudah Meninggal
29 Januari 2018 21:45 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
ADVERTISEMENT
Keluarga pasien di RS Siti Khadijah, Sidoarjo protes karena perawat dan dokter di rumah sakit tersebut dianggap tidak serius menangani pasien. Ketidakseriusan itu terlihat ketika perawat memberikan suntikan kepada pasien yang ternyata sudah meninggal.
ADVERTISEMENT
Pasien tersebut bernama Supariyah (67), warga Desa Ketegan Kecamatan Taman, Sidoarjo. Anak Supariyah, Abu Daud (41), mengaku sangat kecewa karena hingga saat ini tidak ada niat baik dari rumah sakit untuk mengakui kesalahan atas pelayanan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
Daud menuturkan peristiwa itu bermula saat keluarga korban mengantar Supariyah ke Rumah Sakit Siti Khadijah pada Rabu (20/12/2017) sekitar pukul 04.30 WIB. Saat itu, korban mengeluh kepalanya pusing dan sedikit mual.
"Setelah sampai di RS, ibu saya langsung dibawa ke UGD dan ditangani oleh dokter tugas UGD yang kemudian diberi suntikan, dan diberi resep dokter untuk membeli obat di apotek," kata Abu Daud saat ditemui di rumahnya, Senin (29/1).
ADVERTISEMENT
Menurut pihak rumah sakit, pasien harus menunggu reaksi antara 30-40 menit setelah diberi suntikan. Tak lama, kondisinya sempat membaik. Pasien dipersilakan pulang. Namun pada pukul 10.00 WIB, kondisi pasien semakin memburuk.
"Waktu itu, kondisinya kembali lemas dan muntah-muntah. Akhirnya keluarga sepakat kembali merujuk ibu ke rumah sakit agar dirawat inap," jelasnya.
Sempat ditolak karena BPJS
Keluarga korban kembali membawa korban ke Rumah Sakit Siti Khadijah, namun pihak rumah sakit mengatakan semua kamar sudah penuh. Kemudian anak Supariyah yang lain, Faisal, berkonsultasi kepada perangkat desa terkait BPJS. Perangkat desa meminta agar pasien dirujuk dengan menggunakan jalur pasien umum.
"Setelah itu, kami menghubungi rumah sakit untuk memesan kamar dengan menggunakan umum. Alhamdulillah menurut rumah sakit masih ada yang kosong satu kamar," ucap Daud
ADVERTISEMENT
Sesampainya di rumah sakit, pasien sempat tak diizinkan masuk. Namun setelah pihak keluarga mengatakan berobat sebagai pasien umum dan sudah mem-booking kamar, petugas langsung menerima. Pasien masuk ke ruangan Paviliun Multazam 08 sekitar pukul 11.30 WIB.
"Setelah masuk, baru diinformasikan dari rumah sakit bahwa yang akan menangani pasien adalah dokter Zakaria spesialis penyakit dalam dan dokter Hamdan penyakit syaraf," jelas Daud.
Dokter tak kunjung datang
Usai masuk ke kamar, pasien masih menunggu kehadiran dokter. Rumah sakit menjadwalkan pemeriksaan oleh dokter sekitar pukul 17.00 WIB. Namun hingga pukul 23.00 WIB tidak ada dokter yang datang.
Hingga esok harinya, keluarga terus menunggu kedatangan dokter. Sekitar pukul 14.30 WIB barulah dokter Zakaria datang untuk memeriksa. Dalam pemeriksaannya, dokter menyatakan bahwa pasien terganggu pada syaraf tenggorokan sehingga tidak bisa menerima makanan.
ADVERTISEMENT
Selain dokter Zakaria, keluarga juga masih menunggu pemeriksaan dokter syaraf, namun hingga pukul 20.00 WIB tidak ada dokter syaraf yang datang. Kondisi pasien semakin memburuk .
Sekitar pukul 21.00 WIB, perawat datang dan menyuntikan obat ke tubuh pasien. Namun saat itu keluarga curiga karena saat disuntik pasien tidak memberikan reaksi sedikit pun.
"Kami curiga karena saat disuntik, ibu saya enggak bergerak. Setelah saya cek pergelangan tangannya, ternyata sudah tidak ada denyut nadinya," terang Daud.
Keluarga marah karena pelayanan yang buruk dari rumah sakit menyebabkan orang tua mereka meninggal. Bukan hanya itu, tindakan perawat yang menyuntik pasien tanpa melakukan pemeriksaan lebih dulu dianggap tindakan yang tidak patut. Bahkan perawat tersebut tidak sadar bila pasien yang disuntik sudah meninggal.
ADVERTISEMENT
Keluarga mendatangi dokter dan perawat untuk melakukan protes. Mereka meminta penjelasan dokter soal masalah ini. Video aksi marah-marah ini diunggah ke media sosial dan viral sejak kemarin hingga ramai dibahas warganet.
Dalam video berdurasi sekitar 3 menit itu terlihat keluarga korban memarahi dokter dan perawat. Dari percakapan video tersebut, diketahui bahwa suster melakukan penyuntikan pada pasien dalam keadaan sudah meninggal.
Dihubungi terpisah, Humas RS Siti Khadijah Taman Sidoarjo, Emmy Hudayanti mengatakan akan menggelar pers konferensi pada Selasa, 30 Januari 2018 untuk menjelaskan masalah ini. "Jumpa persnya hari Selasa ya," ucap Emmy singkat.