Cerita Keluarga soal Perjuangan Fahmi Idris Lawan Kanker Darah

22 Mei 2022 18:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fahmi Idris. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Fahmi Idris. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Awan duka menyelimuti keluarga besar Partai Golkar menyusul kepergian politisi senior mereka, Fahmi Idris, Minggu (22/5) pagi. Fahmi meninggal dunia dalam perjuangannya melawan penyakit kanker darah yang ia derita selama beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Menantu Fahmi yang juga suami dari Fahira Idris, Aldwin Rahadian, mengungkapkan kondisi kesehatan mertuanya itu terus menurun karena penyakit tersebut. Sakit Fahmi diperparah dengan komplikasi penyakit lain yang juga dideritanya.
"Memang tiba-tiba karena faktor meloma tadi, kanker darah tadi, ngedrop kondisinya. ditambah ada triger, pemicunya adalah infeksi sehingga karena kanker darah, komplikasi," ujar Aldwin kepada wartawan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan, Minggu (22/5).
Aldwin mengaku dia sendiri lah yang mengantarkan Fahmi ketika kondisinya mulai menurun pada Rabu (18/5) malam. Sebelum mengembuskan napas terakhirnya, menurut Aldwin Fahmi terus mengalami penurunan kondisi terlebih saat ia menanti kepulangan Fahira yang kala itu tengah melakukan kunjungan bersama sejumlah pejabat DPD ke luar negeri.
Aldwin Rahadian menantu Fahmi Idris di TPU Tanah Kusir, Jakarta. Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
"Masuk saya antar sendiri beliau masuk ke Rumah Sakit Medistra pada Rabu malam, kemarin, dan kondisinya memang drop, sangat drop lah, kebetulan istri saya Fahira sedang di luar. Jadi beberapa hari ini dengan kondisi drop itu mungkin menunggu putri pertamanya, Fahira. Jadi ketika tadi sampai, pagi-pagi, dan Fahira berkomunikasi, memanggil ayahandanya itu bereaksi," jelas Aldwin.
ADVERTISEMENT
Hanya saja takdir berkata lain, setibanya Fahira di Jakarta, Fahmi justru mengembuskan napas terakhirnya tepatnya pada pukul 10.00 WIB, Minggu (22/5) pagi.
"Sampai pagi-pagi dan Fahira berkomunikasi, Fahira memanggil ayahandanya itu bereaksi, ingin berbicara tapi memang sudah banyak alat itu, dan tensi darah dan sebagainya, tidak lama sekitar 10 menit beliau meninggal pukul 10 pagi," ungkap Aldwin.
Pemakaman Fahmi Idris di TPU Tanah Kusir, Jakarta, Minggu, (22/5). Foto: Aprilandika Pratama/kumparan
Aldwin mengenang sosok Fahmi sebagai orang yang memiliki peran besar bagi keluarga maupun negara. Sebab menurutnya hingga mengembuskan napas terakhirnya, Fahmi selalu memberikan kesan baik kepada keluarga maupun khalayak luas.
"Jadi saya sebagai menantu tentu beliau menjadi inspirasi bagi keluarga besar semua. Apalagi mewanti-wanti soal pendidikan. Terus bagaimana selalu berkontribusi pada kepentingan banyak orang," kata Aldwin.
ADVERTISEMENT
"Almarhum meninggalkan dua putri, cucu dari anak nomor 1 dua orang, dari putri nomor 2 ada 4 orang. Cicitnya juga ada dua," pungkasnya.