Cerita Korban Heli Jatuh di Bali: Tak Lihat Layang-layang, Sempat Turbulensi

21 Juli 2024 19:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat (19/7/2024).  Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat (19/7/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Eloira Decti Paskilah menceritakan kesaksiannya saat helikopter Tour PK-WSP jenis Bell-505 milik PT Whitesky Aviation yang ditumpanginya terjatuh di Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, pada Jumat (19/7) lalu.
ADVERTISEMENT
Eloira mengatakan saat itu dia tak melihat layang-layang sebelum heli terjatuh. "Tidak ada (melihat layang-layang terbang)," kata Decti saat mengunjungi lokasi kejadian, Minggu (21/7).
Dia membeberkan awalnya helikopter terbang mulus kemudian terjadi turbulensi. Helikopter berputar-putar di udara kemudian jatuh.
"Itu dari atas kita turbulensi dulu baru jatuh," katanya.
Petugas memeriksa helikopter Bell-505 yang dioperasikan PT. Whitesky Aviation setelah jatuh di kawasan Suluban, Badung, Bali, Jumat (19/7/2024). Foto: Fikri Yusuf/ANTARA FOTO
Pilot atas nama Dhedy Kurnia Sentosa juga tidak mengumumkan adanya gangguan kepada penumpang sebelum pesawat jatuh.
Eloira juga memuji kinerja pilot karena mampu menenangkan penumpang hingga selamat.
"Dari pilot tidak ada informasi kalau ada kejadian apa pun. Enggak ada yang tahu kalau ada yang celaka kan? Semuanya dari awal baik-baik aja," katanya.
"Malah pilot ini berusaha menyelamatkan semua nyawa kita, pilotnya bikin kita tenang. Pilotnya amat amazing, kalau bukan dia yang nyelamatin mungkin kita enggak hidup ya," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Eloira saat itu tur wisata helikopter bersama suaminya. Tur helikopter ini untuk merayakan hari ulang tahun suami.
Eloira sebenarnya memiliki firasat tak enak saat hendak naik helikopter. Perasaan ini ternyata jadi tanda bahaya. Akibat kecelakaan ini, Eloira masih trauma.
"Ke TKP hari ini tidak kuat, kita bisa hidup saja sudah mukjizat, karena nggak semua kecelakaan helikopter itu bisa selamat ya. Saya masih syok, masih trauma," ujarnya.
Seperti diketahui, warga setempat mengaku sempat melihat helikopter terbang dengan ketinggian rendah atau sekitar 100 meter dari atap rumah dan sebuah layang-layang hitam terpantau putus sebelum helikopter terjatuh.
Helikopter kemudian putar balik dengan perlahan sambil menikung seolah-olah sedang mencari tempat mendarat.
Helikopter yang menikung itu ternyata bukan mendarat, namun membentur tebing yang memiliki tinggi sekitar lima meter. Tumpling juga mendengar suara dentuman keras saat helikopter menabrak tebing dan jatuh.
ADVERTISEMENT
Dalam insiden ini, lima korban dilaporkan terluka. Yakni, Dhedy Kurnia (L/Indonesia/pilot), Russel James Harris (L/Australia/penumpang), Eloira Decti Paskilah (P/Indonesia/penumpang), Chriestope Pierre Marrot Castellat(L/Australia/penumpang) dan Oki (L/Indonesia/crew).
Pihak KNKT masih menginvestigasi penyebab jatuhnya helikopter ini.