Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Cerita Korban Penipuan Baju Lebaran Bermodus Butik di Instagram
27 April 2022 17:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Cerita bermula saat Diana berselancar di platform belanja daring, sekitar pertengahan April 2022. Di sana ada beberapa baju yang menarik, tapi sayang sulit didapat karena stok terbatas.
"Jadi lah saya browsing baju-baju di e-commerce dan Instagram. Kebetulan ada koleksi baju muslim premium yang saya sukai tapi sulit didapat/stok sizenya terbatas. Mungkin juga karena merupakan koleksi lama (2021)," tulis Diana menceritakan kronologis penipuan.
Saat membuka media sosial Instagram miliknya, muncul iklan baju muslim seperti yang ia mau di e-commerce.
"Di tengah rasa putus asa mencari stok size tersebut di timeline IG saya muncul akun butik/supplier baju muslimah yang menampilkan foto baju yang saya inginkan," terangnya.
Terjadilah percakapan antara Diana dengan penjual lewat kolom komentar dan fitur pesan langsung terkait produk yang ingin dibeli. Diana merasa suka, dan memutuskan membeli.
ADVERTISEMENT
"Saya melakukan transfer ke rekening BRI an. Siti Fatimah. Lalu mengirim screenshot bukti transfer melalui DM IG. Pengelola akun segera membalas, mengatakan pesanan saya akan segera diproses dan tiba dalam waktu 2-3 hari," tulis Diana.
Tiga hari berlalu, namun barang tak kunjung dikirim. Saat ditanya, barulah penjual memberi nomor resi pengiriman yang diklaim menggunakan JNE.
"Saya menanyakan kembali, kenapa nomornya tidak valid dan dijelaskan kalau resi tersebut belum diaktivasi sehingga saya perlu menghubungi nomor WA ‘JNE’ dan harap mengikuti petunjuk/arahan dari ‘pihak JNE’. Nomornya: 085333327717," tulisnya.
Saat dihubungi, orang yang mengaku-ngaku sebagai pihak JNE merespons dengan cepat, dan memberi arahan petunjuk yang harus dilakukan. Diana merasa aneh dan muncul kecurigaan.
ADVERTISEMENT
"(1) WA dijawab tidak seperti layanan CS resmi. (2) Saya dikirimi voice note berisi penjelasan yang suaranya menurut saya terlalu ‘mendesak.’ (3) Saya diminta melakukan aktivasi via ATM atau m-Banking dengan panduan dari mereka melalui telepon (mereka langsung menelepon, tidak saya angkat karena takut dihipnotis, dll)," tulis berbagai kecurigaan Diana.
Diana pun menyadari bahwa ia telah masuk ke perangkap penipu. Ia merasa ditipu berlipat. Penipuan pertama saat mengirimkan uang, penipuan kedua dengan berusaha masuk ke layanan perbankan milik Diana.
Syukurnya, Diana tidak sampai terjebak di modus penipuan kedua. Tapi, ia mengaku rugi Rp 950 ribu saat transfer awal ke rekening penipu.
Dia lalu mengunggah pengalamannya itu ke media sosial miliknya, Ternyata bukan hanya dia yang menjadi korban. Dia menerima cerita yang serupa dari teman-temannya, modus penipuan lewat akun Instagram yang meyakinkan. Bahkan ada yang tertipu hingga Rp 10 juta.
ADVERTISEMENT
"Ngerinya lagi, di timeline IG saya tuh sampai hari ini berseliweran beberapa akun lain (sponsored) yang masih menawarkan produk sama (koleksi yang saya inginkan). Mungkinkah, penipu juga?" tutup Diana.