Cerita Kurban dari Pulau Seram

21 Agustus 2018 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bantuan hewan kurban ke pulau seram (Foto: Bagas)
zoom-in-whitePerbesar
Bantuan hewan kurban ke pulau seram (Foto: Bagas)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wilayah Indonesia bagian timur memiliki potensi hewan ternak kurban yang besar. Namun, karakteristik geografis yang terdiri dari kepulauan menyebabkan proses pendistribusian hewan kurban saat Hari Raya Iduladha kurang baik.
ADVERTISEMENT
Dompet Dhuafa melalui program Wisata Kurban "Kurbanesia, Menjawab Panggilan Zaman" ikut mendukung distribusi hewan kurban ke daerah-daerah terpencil di wilayah Maluku, salah satunya di Dusun Tatinang, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Barat, Maluku, Senin (20/8).
Dompet Dhuafa memberikan bantuan hewan kurban ke pulau seram (Foto: Bagas)
zoom-in-whitePerbesar
Dompet Dhuafa memberikan bantuan hewan kurban ke pulau seram (Foto: Bagas)
Ada yang berbeda dari proses pengangkutan hewan kurban sapi menuju dusun tersebut. Dari Dusun Masika, warga harus menyeberangi selat kecil selama 30 menit. Namun, terbatasnya sarana transportasi air menyebabkan warga Dusun Tatinang harus bersusah payah untuk mengangkut seekor sapi kurban.
Para pemuda dusun harus bergotong-royong mengikat dan bersama-sama mengangkat sapi tersebut menuju perahu kecil yang oleh warga Dusun Tatinang disebut Donson atau Spidi. Cara tersebut rupanya sedikit merepotkan dan berdampak buruk bagi hewan kurban karena dapat membuatnya stres ataupun terluka.
Dompet Dhuafa memberikan bantuan hewan kurban ke pulau seram (Foto: Bagas)
zoom-in-whitePerbesar
Dompet Dhuafa memberikan bantuan hewan kurban ke pulau seram (Foto: Bagas)
Dompet Dhuafa memberikan bantuan hewan kurban ke pulau seram (Foto: Bagas)
zoom-in-whitePerbesar
Dompet Dhuafa memberikan bantuan hewan kurban ke pulau seram (Foto: Bagas)
Namun, tak ada pilihan lain, mengingat dimensi perahu yang kecil tidak sebanding dengan besarnya hewan kurban sapi yang dibawa. Selain itu, cara tersebut juga dapat meminimalisir gerakan hewan kurban sapi karena berontak saat di dalam Donson.
ADVERTISEMENT
Ketika sapi sudah dimasukkan ke Donson, para pemuda dusun pun duduk di kayu-kayu dudukan perahu. Ada yang berusaha menenangkan hewan kurban dan ada yang berjaga-jaga kalau sewaktu-waktu hewan kurban mengamuk, bahkan bisa saja tercebur ke laut.
Menurut salah satu warga Dusun Tatinang, Ciun (25), mengatakan Donson sudah menjadi sarana transportasi air utama bagi warga di Dusun Tatinang. "Tidak ada lagi (perahu), Donson di sini sudah yang paling besar."
Saat tiba di dusun, para pemuda pun langsung kembali bergotong-royong mengangkat sapi kurban tersebut menuju tepi pantai dan melepaskan tali pengikat serta kayu yang digunakan untuk menggotong.
Untuk diketahui, Dusun Tatinang merupakan salah satu dusun muslim di Maluku dan terdapat 73 Kepala Keluarga dengan total jumlah warga sekitar 300-400 jiwa. Dompet Dhuafa telah menyumbangkan 3 ekor sapi kurban ke dusun tersebut hingga Senin (20/8).
ADVERTISEMENT
Reporter: Bagas Putra Riyadhana