Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan RI sekaligus capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, sempat blusukan ke Kampung Sawah, Kelurahan Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, Sabtu (30/12).
ADVERTISEMENT
Video blusukan ke kampung marginal itu diunggah di akun Instagram Prabowo.
Tak lama kemudian, muncul "video tandingan" berisi wawancara dengan warga Cilincing yang sebelumnya didatangi Prabowo. Warga tersebut menyebut ada aparat Babinsa yang mengambil KTP dan KK untuk didata.
Tak jelas siapa yang mewawancarai warga Cilincing tersebut, tapi video itu antara lain diunggah oleh Adian Napitupulu, politikus PDIP — partai rival pengusung Prabowo-Gibran. Belakangan diketahui warga yang diwawancarai bernama Yuli Handayani (36).
TNI yang dikonfirmasi menyusul munculnya video itu menjelaskan, pendataan KTP dan KK oleh Babinsa untuk program bedah rumah yang dilakukan Universitas Pertahanan dalam rangka Tridharma Perguruan Tinggi. Universitas ini di bawah Kementerian Pertahanan.
kumparan kemudian mewawancarai salah satu warga Kelurahan Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (3/1). Warga tersebut mengaku tak tahu menahu soal program bedah rumah.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, setahunya tidak ada aparat Babinsa yang mendata dan mengambil KTP dan KK milik warga.
"Enggak tahu saya, kayaknya enggak ada itu Babinsa minta KTP dan KK," ujar salah satu warga, Rabu (3/1).
Warga yang tak mau disebut namanya itu juga mengaku tidak mengetahui informasi soal pembedahan rumah di kawasan Kampung Sawah.
"Itu juga saya enggak tahu, enggak adalah itu informasi kayak gitu," ucapnya.
Utusan Prabowo Diduga Petugas Kamtib
Yuli Handayani sendiri juga menyangkal pernyataan dia sebelumnya di "video tandingan" yang viral bahwa ada aparat yang meminta KTP dan KK.
Dia menceritakan, rombongan Prabowo datang untuk menanyakan keluhannya.
“Tidak minta KK (kartu keluarga) dan KTP, jadi datang, terus tanya keluhannya apa. Ya, itu keluhannya air PAM, saya bilang," kata Yuli pada Selasa (2/1) dikutip dari Antara .
ADVERTISEMENT
Yuli juga menceritakan, semula dia menduga utusan Prabowo sebagai petugas keamanan dan ketertiban (kamtib).
"Karena rumah saya di bantaran kali, saya kira petugas keamanan dan ketertiban (kamtib)," katanya.
Ia mengaku khawatir rumahnya di Kampung Sawah, RW 011 Semper Timur, Cilincing, Jakarta Utara itu dinilai sebagai bentuk okupasi liar pada area bantaran kali.
Ia menjelaskan, petugas itu datang sesaat sebelum Prabowo berkunjung ke tempat tinggal ibunya pada Sabtu (30/12).
"Enggak disangka-sangka banget. Seperti mimpi begitu, bisa didatangi calon presiden," kata Juli.
Prabowo saat itu mengaku ingin mendengar secara langsung keluhan dari warga Kampung Sawah yang bermukim di area kurang layak huni, seperti bantaran kali.
Kesempatan itu digunakan Yuli untuk mengeluhkan kesulitan memperoleh air bersih di lingkungan tempat tinggalnya.​​​​​​
ADVERTISEMENT