Cerita Mahfud MD soal Jokowi yang Rajin Salat Meski Tengah Kunker ke Luar Negeri

25 Maret 2023 16:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Polhukam Mahfud MD. Foto:  Youtube/Kemenko Polhukam RI
zoom-in-whitePerbesar
Menko Polhukam Mahfud MD. Foto: Youtube/Kemenko Polhukam RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menko Polhukam Mahfud MD menceritakan kebiasaan Presiden Jokowi yang rajin salat meski sibuk menjalankan tugas kenegaraan. Ia menyebut saat menemani ke luar negeri, Jokowi selalu menyempatkan diri untuk beribadah.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak apa [dibilang] 'Wah Pak Mahfud karena sudah jadi pejabat sekarang muji-muji.' Endak saya dari dulu [begitu]. Misalnya, kalau saya katakan, kalau saya bepergian sama Pak Jokowi ke luar negeri, waktunya salat, itu salat dia," kata Mahfud dalam acara Tadarus Kebangsaan dan Penyusunan Road Map Kepemimpinan Muslim Indonesia di Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (25/3).
Bahkan, kata Mahfud, saat jam makan siang terbatas pun, Jokowi lebih memilih memangkas jam istirahatnya. Setelah itu, ia akan mencari ruangan untuk menjalankan ibadah.
"Waktu makan dibatasi jam 12 sampai jam 1 misalnya, beliau makannya jam setengah 1 itu selesai. [Lalu] cari ruangan sendiri, salat dia," lanjutnya.
Presiden Joko Widodo bersama Mahfud MD dalam penyampaian Laporan Tahunan Komisi Yudisial Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta (9/3). Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
Tak cuma Jokowi, menurutnya semua orang di Istana Negara relatif rajin beribadah. Sehingga, ia meminta agar budaya Islam yang sudah tumbuh dengan baik itu jangan diganggu dengan radikalisme.
ADVERTISEMENT
"Di Istana juga orang salat, juga kadang shalawatan. Itu banyak. Jadi budaya Islam ini sudah tumbuh, jangan diganggu dengan radikalisme, takfiri (mudah mengkafirkan orang lain), dan sebagainya," kata eks Ketua MK itu.
Mahfud menepis anggapan beberapa orang yang menilai jika orang Islam yang memimpin akan berbahaya. Justru, ia menilai, orang yang memiliki anggapan seperti itulah yang berbahaya jika berkuasa nanti.
"Semua orang nanti dibabat. Dilibas berdasarkan kebutuhan dia. Oleh sebab itu, saudara mari kita perkuat ikatan kebangsaan ini," tandas Mahfud.