Cerita Malam Sebelum PM Bangladesh Kabur: Panglima Kumpulkan Para Jenderal

7 Agustus 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran mahasiswa di Bogura, Bangladesh, Minggu (5/8/2024). Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstran mahasiswa di Bogura, Bangladesh, Minggu (5/8/2024). Foto: AFP
ADVERTISEMENT
Malam sebelum pemimpin lama Sheikh Hasina kabur dari Bangladesh di tengah aksi besar-besaran, Minggu (4/8), kepala militernya mengadakan pertemuan dengan para jenderal. Ia memutuskan pasukannya tidak akan menembaki warga sipil untuk menegakkan jam malam.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan dua perwira militer yang bertugas dan mengetahui diskusi tersebut kepada Reuters.
Setelah itu, menurut seorang pejabat India, pemimpin militer Bangladesh Waker-Uz-Zaman menghubungi kantor Hasina. Ia menyampaikan bahwa tentaranya tidak akan bisa melaksanakan lockdown wilayah yang telah diperintahkan.
Pesannya jelas, kata pejabat itu, "Hasina tidak lagi mendapat dukungan dari militer."
Rincian pertemuan daring antara petinggi militer, dan pesan kepada Hasina bahwa ia kehilangan dukungan militer, belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Mereka menjelaskan bagaimana pemerintahan Hasina selama 15 tahun terakhir. Hasina dikenal hanya menoleransi sedikit perbedaan pendapat. Sikapnya itu berakhir kekacauan besar dan tiba-tiba ia melarikan diri dari Bangladesh ke India pada Senin (5/8).
Pasukan militer berpatroli dengan kendaraan lapis baja di Dhaka, Bangladesh, Senin (22/7/2024). Foto: Rajib Dhar/AP PHOTO
Juru bicara Angkatan Darat, Letnan Kolonel Sami Ud Dowla Chowdhury, mengonfirmasi diskusi pada Minggu (4/8) malam. Ia menggambarkannya sebagai pertemuan rutin merespons kerusuhan sejak Juni lalu. Chowdhury tidak memberikan rincian tentang pengambilan keputusan pada pertemuan itu.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, hingga kini Hasina masih tidak dapat dihubungi. Putra sekaligus penasihatnya, Sajeeb Wazed, juga enggan menanggapi permintaan komentar.
Waker belum menjelaskan secara terbuka alasannya menarik dukungan dari Hasina. Namun, skala protes dan jumlah korban tewas membuat dukungan terhadap Hasina tidak dapat dipertahankan. Itu cerita tiga mantan perwira senior militer Bangladesh kepada Reuters.
"Ada banyak kegelisahan di dalam pasukan," kata Brigjen pensiunan M. Sakhawat Hossain.
"Itulah yang mungkin (memberikan) tekanan pada kepala staf militer, karena pasukan berada di luar dan mereka melihat apa yang terjadi," tambahnya.
Waker masih memiliki hubungan darah dengan Hasina. Ia menunjukkan tanda-tanda goyah dalam dukungannya terhadap eks perdana menteri itu pada Sabtu (3/8) lalu.
Pemimpin militer negara itu berbicara kepada ratusan perwira dalam sebuah pertemuan di balai kota. Militer kemudian mengumumkan beberapa rincian diskusi itu kepada publik.
Demonstran menyerbu istana Perdana Menteri Sheikh Hasina di Dhaka, Bangladesh, Senin (5/8/2024). Foto: K M ASAD / AFP
Menurut jubirnya, jenderal tersebut menyatakan harus melindungi nyawa dan meminta para perwiranya untuk menunjukkan kesabaran.
ADVERTISEMENT
Itu menjadi indikasi pertama bahwa militer Bangladesh tidak akan menekan demonstrasi yang penuh kekerasan dengan paksa. Hal itu pun membuat Hasina rentan.
Prajurit senior yang sudah pensiun seperti Brigadir Jenderal Mohammad Shahedul Anam Khan termasuk di antara mereka yang menentang jam malam dan turun ke jalan.
"Kami tidak dihentikan oleh militer," kata Khan, seorang mantan prajurit infanteri.
"Tentara telah melakukan apa yang telah dijanjikannya kepada militer," tegasnya.