Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Briptu Hikma Nur Syafa begitu menikmati tugasnya menjadi pasukan perdamaian di Bangui, Republik Afrika Tengah. Berbagai pengalaman menarik telah dirasakannya meski baru 1,5 bulan bertugas.
ADVERTISEMENT
Polisi yang viral di media sosial karena parasnya ini mengungkapkan sederet pengalaman menariknya kepada kumparan. Salah satunya, patroli di daerah konflik.
"Seperti kami polwan di sini diikutkan tugas sama seperti polisi laki-lakinya. Jadi kami melaksanakan patroli kendaraan. Kemudian diikutkan juga tugas malam, maupun tugas jaga malam," ungkap Briptu Ima saat berbincang melalui pesan singkat, Selasa (13/8).
Tak cuma itu, tempat tinggalnya di sana juga nyaris terkena peluru nyaris dari warga setempat yang tengah berkonflik. Kata Ima, warga Bangui memang tak jarang kontak senjata karena berbagai hal.
"Pernah juga ada kejadian di sini waktu di salah satu distrik ada pertikaian dan sampai terjadi kontak senjata. Pelurunya sampai nyasar di tempat tinggal kami dan mengenai salah satu bangunan kami. Untungnya ya tidak ada korban dari kami dan kami pun langsung siaga saat itu," ungkap perempuan 25 tahun itu.
Briptu Ima pun tak jarang berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar, khususnya anak-anak. Ia pun mengajarkan bahasa Indonesia ke mereka.
ADVERTISEMENT
"Di sela-sela, kami biasanya mengajarkan orang-orang di sini khususnya anak anak untuk bisa berbahasa Indonesia. Ya hal kecil aja, Mas. Seperti menanyakan kabar dan sapa dalam bahasa Indonesia. Kemudian bernyanyi, dan berhitung," tutur Ima yang menamatkan SMA-nya di daerah Yogyakarta ini.
"Ya bagi kami itu pengalaman menarik, sih. Karena kita kan berbeda jauh kebudayaan dan mereka sangat antusias dengan kita. Karena menurut mereka orang Indonesia sangat ramah," sambungnya.
Briptu Ima bercerita, orang-orang Bangui sudah terbiasa jalan-jalan sambil menenteng senjata. Terkadang, mereka juga menembakkan peluru tanpa alasan yang jelas.
"Di sini juga kami sering melihat masyarakat berjalan dengan santainya membawa senjata AK.47 di daerah tempat kami berpatroli dan berjaga. Dan kadang mereka suka menembakkan senjata tersebut hanya untuk alasan alasan karena sedang senang atau melakukan perayaan sesuatu," beber Briptu Ima.
ADVERTISEMENT
"Sehingga kadang itu membuat kaget kita semua awalnya. Namun lama kelamaan jd biasa mendengar suara tembakan di sini," tutupnya.
Briptu Ima menjadi satu dari sedikit polwan yang berhasil lolos seleksi menjadi pasukan dengan misi United Nations Multidimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic (MINUSCA).
Sebanyak 140 personel, termasuk 14 polwan, telah dikirim ke Bangui untuk misi perdamaian dan kemanusiaan. Di sana mereka akan melakukan berbagai kegiatan menjaga perdamaian, termasuk aktivitas sosial.
Ia tergabung dalam kontingen Satgas Garuda Bhayangkara Formed Police Unit (Garbha FPU) Polri MINUSCA yang akan melaksanakan tugas selama 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai permintaan PBB dan Keputusan Pemerintah RI.
Live Update