Cerita Nyepi di Bali: Ada Turis Asing Depresi, Melahirkan hingga Mabuk di Jalan

12 Maret 2024 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi jalan tol Bali Mandara saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 di Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Senin (11/3/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pecalang atau petugas pengamanan adat Bali memantau situasi jalan tol Bali Mandara saat Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1946 di Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Senin (11/3/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Para turis yang berada di Pulau Dewata berkesempatan menikmati keheningan alam dan terbebas dari hiruk pikuk kota pariwisata selama 24 jam saat pelaksanaan Hari Nyepi, Senin (12/3) kemarin.
ADVERTISEMENT
Walau Nyepi berlangsung aman, Ketua Lembaga Pemberdayaan (LPM) Kelurahan Jimbaran, I Made Dharmayasa mengatakan, masih ada turis yang melanggar aturan, yakni beraktivitas di luar rumah.
Menurut Dharmayasa, mereka biasanya turis-turis yang baru pertama kali liburan ke Bali dan tidak mengetahui tata tertib mengenai Nyepi, seperti dilarang beraktivitas di luar rumah.
"Yang kami temukan kali ini ada dua WNA keluar dari vila karena ketidaktahuan dan dipengaruhi alkohol," katanya saat dihubungi wartawan, Selasa (12/3).
Mereka adalah dua pria WN Prancis berinisial JC (22) dan CT (22). Mereka kepergok sedang berjalan sambil mabuk di sekitar Taman Penta, Kelurahan Jimbaran, Kabupaten Badung, pada pukul 20.00 WITA.
Dua WN Perancis kepergok keluar rumah dan mabuk saat nyepi di Bali. Foto: Dok. Istimewa
Mereka mengamuk dan membuat keributan. Tangan mereka terpaksa diikat oleh pecalang atau aparat keamanan desa adat untuk mencegah keributan berlanjut.
ADVERTISEMENT
"Iya (pecalang terpaksa mengikat kedua tangan dua WN Prancis itu) karena ketakutan warga mereka mengamuk dan teriak-teriak," katanya.
Pecalang lalu membawa mereka ke Rumah Detensi Imigrasi Ngurah Rai setelah tenang. Keduanya lalu dikembalikan ke vila setelah berhasil menunjukkan identitas kepada petugas Imigrasi.
WNA diduga depresi
Pecalang juga menemukan satu WNA tanpa identitas di sekitar Temple Hill, Jimbaran, pukul 12.00 WITA. WNA itu bertapa menggunakan kamen di tengah hujan dan mengamuk saat dihampiri pecalang.
Pecalang terpaksa mengangkut WNA itu ke Imigrasi. Imigrasi merekomendasikan WNA itu dibawa ke RSUP Proef IGNG Ngoerah karena diduga depresi. WNA itu kini dirawat di rumah sakit untuk pemulihan.
"Kami tidak bisa konfirmasi karena tidak bisa menunjukkan identitasnya. Saat ini sedang ditangani di rumah sakit," katanya.
ADVERTISEMENT
Pecalang juga menemukan satu WNA mengaku dari Rusia berjalan kaki di kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung. WNA yang tidak bisa menunjukkan identitasnya terlihat kebingungan sehingga diserahkan ke Imigrasi.
WNA ditemukan depresi saat pelaksaan Nyepi di Bali. Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu, satu WN Rusia dilarikan oleh pecalang ke rumah sakit karena hendak melahirkan. WN Rusia itu melahirkan seorang bayi perempuan di RS Jimbaran pagi tadi.
Sebelumnya, aktivis Ratna Surampet juga kepergok keluar rumah saat Nyepi oleh pecalang. Ratna Surampet mengaku tidak mengetahui Bali sedang Nyepi dan keluar rumah mencari ATM.
Dharmayasa mengatakan, tidak ada sanksi diberikan kepada turis yang melanggar aturan ini. Desa adat akan mengevaluasi pelaksanaan Nyepi dan berusaha meningkatkan sosialisasi kepada pengusaha agar turis menghormati pelaksanaan Nyepi pada tahun-tahun berikutnya.
ADVERTISEMENT
"Mungkin tahun selanjutnya koordinasi bakal lebih intens kita lakukan kepada pemilik vila terutama di wilayah Jimbaran dan berkoordinasi dengan dinas terkait," katanya.