Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Cerita Ortu Siswa SMA Dipaksa Minta Maaf Sambil Sujud-Gonggong
15 November 2024 20:18 WIB
·
waktu baca 5 menitADVERTISEMENT
Orang tua EN, siswa SMAK Gloria 2 Surabaya, yang dipaksa meminta maaf dengan bersujud sambil menggonggong kepada Ivan Sugiamto, buka suara.
ADVERTISEMENT
Ibu EN, Ira Maria, menceritakan kejadian ini bermula dari EN dengan teman-temannya melihat akun sosial media milik anak kandung Ivan, EL, murid SMA Cita Hati Surabaya, lalu menyebut rambutnya lucu.
"Bilang anak ini (EL) lucu rambutnya kayak (anjing) pudel. Sudah, guyonan saja di situ antar-teman," kata Ira kepada kumparan, Kamis (14/11).
Pada Minggu (20/10), EN tiba-tiba dihubungi oleh EL mengatakan bahwa merasa telah diejek oleh EN dengan teman-temannya.
"EL konfirmasi tentang kejadian yang katanya kayak pudel ya. EN bilang kalau minta maaf dan EN di situ mengatakan lucu seperti pudel. Tapi EN tidak pernah ngata-ngatain di depannya. EL sudah tahu kalau EN yang menghina dan EL melabrak. Jadi istilahnya kayak ghibah sama teman terus ketahuan sama orangnya. Terus EN minta maaf," ucap Ira kepada kumparan, Jumat (15/11).
ADVERTISEMENT
Akan tetapi EL tidak mau memaafkan. EL meminta EN untuk minta maaf secara tertulis di atas materai atau membuat video.
Ira pun menyuruh EN untuk mengabaikan saja permintaan EL tersebut. Alasannya, karena mereka berdua masih di bawah umur dan belum dewasa secara hukum.
"Di atas meterai, di atas materai, apa itu. Jadi saya suruh abaikan saja," jelasnya.
Kemudian, pada Senin (21/11), EL kembali menghubungi EN yang menanyakan persoalan perkataan EN kepada EL itu akan diselesaikan seperti apa.
EN menjawab bahwa dirinya ingin bertemu secara langsung dengan EL untuk menyampaikan permintaan maafnya.
"EN sudah menawarkan (permintaan maaf secara langsung) seperti itu. Tapi pihak EL tetap meminta surat di atas materai atau video. Tapi EN tidak mau melakukan itu karena dianggap berlebihan maksudnya dia (EN) sudah minta maaf," katanya.
ADVERTISEMENT
Sore harinya, EL menghubungi EN akan mendatangi sekolah atau rumahnya. EL juga menyebutkan nama kedua orang tua EN.
"Saya dikasih tahu chat itu panik dong, gimana anak saya ini kok diancam," ujarnya.
Ira langsung berangkat ke sekolah EN dan sudah terlihat EL bersama beberapa orang berkumpul. Ira kemudian menghampiri orang-orang tersebut dan menanyakan kedatangan mereka ke sekolah EN.
"Mamanya EN ya? Ini loh anaknya (EL) dibilang anjing (sama EN). 'Loh tidak ada EN bilang anjing. EN cuma bilang lucu kayak pudel', tak bilang gitu," terangnya.
Orang-orang tersebut kemudian menelepon Ivan. Ira yang merasa takut juga ikut menghubungi suaminya untuk menghampiri ke SMAK Gloria 2 Surabaya.
Selang beberapa waktu, suami Ira datang dan berkenalan dengan sejumlah orang yang bersama EL. Tak lama, Ivan juga datang dan marah.
ADVERTISEMENT
"'Mana yang salah? Siapa yang salah? Minta maaf, sujud' seperti yang video tersebar itu. Kejadiannya ya persis seperti video yang tersebar," ungkapnya.
Setelah itu, pihak sekolah dan sekuriti sempat melerai lalu mengajak kedua belah pihak untuk menyelesaikan di dalam sekolah. Namun, saat diskusi di dalam sekolah tidak ada jalan tengah.
"Akhirnya tidak mendapatkan kesepakatan tetap kita keluar lagi (dari sekolah). Saat keluar dia (Ivan) sempat bilang ditandingkan saja suruh berkelahi. Saya bilang jangan, karena anak saya tidak pernah saya ajarkan untuk melakukan kekerasan," ungkapnya.
Akhirnya, Ivan tetap meminta EN untuk melakukan sujud sambil menggonggong di hadapannya dan sejumlah orang.
"EN melakukan sujud dan menggonggong lagi di depan kami dan juga menggonggong di depannya EL. Sebelum melakukan itu, saya meminta maaf dan ingin menggantikan EN karena saya tidak tega. Demi kebaikan bersama waktu itu saya membiarkan dan melihat anak saya melakukan itu lagi," bebernya.
ADVERTISEMENT
Ira mengaku ketika itu merasa sakit sesak dan pingsan, lalu dibawa ke Rumah Sakit Mitra Keluarga Surabaya.
Malam harinya, Ivan menghubungi suami Ira meminta untuk bertemu, namun ditolak. Kemudian, ada seseorang yang mengaku teman Ivan menghubungi Ira untuk menjadi mediator dan mengajak bertemu di salah satu tempat.
"Dia waktu itu menjanjikan kalau kami tidak datang, kami tidak ke sana, mereka kesini. Jadi dengan pertimbangan itu saya mengalah untuk datang ke sana," katanya.
Sesampainya di tempat tersebut, Ivan tiba-tiba membuat video permintaan maaf dan surat tertulis bersama dengan Ira dan suaminya. Selain itu, Ira mengaku bahwa ada beberapa aparat kepolisian yang juga datang di tempat tersebut.
"Beberapa aparat hukum datang mengarahkan kita pergi ke Polrestabes Surabaya besoknya untuk arahan ini (mediasi). Ya sudah, setelah itu kami pulang jam 1 malam," ucapnya.
Pasca kejadian itu, kata Ira, EN mendapat sanksi skorsing dari pihak sekolah selama 3 hari, mulai tanggal 12 November 2024 sampai 14 November 2024.
ADVERTISEMENT
"Waktu itu memang di skors sebagai tindak karena supaya anak-anak lain ke depannya tidak guyon seperti itu. Maksudnya walaupun guyon untuk ke depannya sebagai pendisiplinan supaya murid-murid lain tidak ada guyonan seperti itu," jelasnya.
Ira mengungkapkan, kondisi EN saat ini masih dalam pendampingan oleh pihak sekolah. Ira juga masih membatasi kegiatan EN.
"Dia kalau di rumah semakin kayak merasa gimana gitu. Jadi kalau ketemu dengan teman-temannya dia lebih bisa sedikit melupakan. Jadi saya masih membatasi kegiatan dia. Namanya kejadian belum lama ada rasa kayak khawatir, takut, itu masih ada," bebernya.
Diberitakan sebelumnya, Polrestabes Surabaya telah menetapkan tersangka Ivan Sugiamto, pria Surabaya yang menyuruh EN, siswa SMAK Gloria 2 Surabaya, untuk meminta maaf dengan bersujud sambil menggonggong, pada Kamis (14/11) kemarin.
ADVERTISEMENT
Ia ditangkap di Bandara Juanda, Sidoarjo, sekitar pukul 16.00 WIB, usai Ivan bepergian dari Jakarta.
"Datang ya rekan-rekan juga sudah tahu tadi ya bahwa yang bersangkutan datang dari Jakarta," kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto di Mapolrestabes Surabaya, Kamis (14/11).
Saat di Mapolrestabes Surabaya, Ivan tidak berkomentar apa pun kepada awak media.