Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Para Perempuan Perintis Desa Tangguh Bencana di Tanah Putih Kupang
28 Juni 2024 7:15 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Angin sejuk menyapa sejumlah perempuan yang berkumpul di Balai Desa Tanah Putih, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (25/6) sore. Mereka datang untuk berlatih cara membangun desa tangguh.
ADVERTISEMENT
Dengan mengenakan kain tenun khas NTT, sepuluh perempuan ini duduk tenang dan mendengarkan materi yang dipaparkan dengan serius. Pelatihan ini digelar oleh CIS Timor, BPBD, SIAP SIAGA, dan Pemerintah Australia dengan harapan warga bisa lebih siap saat bencana alam terjadi di masa depan.
Yeni Rambu Ngoma Beli, salah satu peserta, masih ingat betul saat daerahnya digempur badai Siklon Seroja tiga tahun silam. Wilayahnya diterpa kekeringan parah yang panjang, bahan pangan pun berkurang akibat panen yang gagal.
"Yang paling berat itu di desa ini. Ada 18 kepala keluarga yang rumahnya sampai hilang, harta benda hilang, ternak hilang, pertanian juga rusak," ucap Yeni dengan suara getir menceritakan bencana alam yang menimpa desanya kepada kumparan, Kamis (27/6).
Yeni tak ingin hal serupa terjadi. Ia ingin bekal pelatihan yang didapatkan bisa membantu desanya menjadi lebih tangguh saat bencana alam datang suatu hari nanti.
ADVERTISEMENT
"Saya mendapatkan apa yang saya tidak tahu. Artianya saya mendapatkan ilmu yang baru," tutur Yeni.
Ia dan para ibu lainnya berharap mereka bisa melanjutkan hidup dengan lebih tenang saat bencana datang dengan bekal pengetahuan yang didapat dari pelatihan ini. Sehingga mereka tak perlu lagi khawatir dengan pangan keluarganya di hari-hari ke depan.
Gagal Panen di Desa Tanah Putih
Kepala Desa Tanah Putih, Thomas Olla, bercerita mayoritas warganya sangat menggantungkan hidup mereka pada pertanian dan peternakan. Sehingga, jika desanya mengalami kekeringan, warganya akan kesulitan hidup.
"Seperti tahun 2024 ini, musim tanam dilewati tapi dalam musim panen, (hasilnya) hanya ada 30%," cerita Thomas.
Akhirnya tak jarang masyarakat desa berharap dari pemerintah pusat untuk menyumbang kebutuhan pangan. Di sisi lain, Tanah Putih tetap melakukan upaya mandiri untuk memenuhi kebutuhan pangan. Contohnya dengan memanfaatkan kemampuan bertanam holtikultura, teknik menanam dengan minim debit air.
ADVERTISEMENT
"Karena di sini masih ada debit airnya masih ada, jadi air yang ada dipergunakan oleh masyarakat untuk holtikultura. Itu (hasil panen) dijual, kemudian uangnya dipakai untuk beli beras," jelas dia.
Mempersiapkan Desa Tangguh
Sementara itu, Direktur Yayasan CIS Timor Indonesia, Haris Oematan, mengatakan bahwa Tanah Putih masih berada di status tahap pertama desa tangguh bencana. Pernyataan tersebut dikeluarkan usai melakukan penilaian ketangguhan desa.
"Nah mereka (Desa Tanah Putih) ada di pertama, ini saya bilang kenapa penting karena Desa Transisi mereka sangat dekat dengan kota/kabupaten cuma berjalan mungkin sekitar 7-8 km, tetapi ketangguhan mereka itu masih di level dasar," jelas Haris.
Program pelatihan menuju desa tangguh merupakan bentuk kerja sama yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Australia yang dilakukan oleh bantuan LSM yaitu SIAP SIAGA dan CIS Timor.Desa Tanah Putih dilatih untuk menghadapi tantangan di masa depan, menuju ketangguhan dan keberlanjutan. Dengan turut menekankan pada kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi.
ADVERTISEMENT