Cerita Pedagang Tanah Abang Dicopet-Ditodong Pisau hingga Takut Laporkan Kasus

15 April 2025 15:53 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Dishub berpatroli cegah parkir liar di kawasan Pasar Tanah Abang sekitar Blok CTA dan Blok C, Selasa (15/4/2025).  Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Dishub berpatroli cegah parkir liar di kawasan Pasar Tanah Abang sekitar Blok CTA dan Blok C, Selasa (15/4/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebilah pisau terhunus di tubuh kurus Ridho (22). Dia cuma bisa pasrah menyerahkan handphone dan ratusan ribu uang dari sakunya ke 3 orang berbadan tegap yang mencegat langkahnya di sekitar Stasiun Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
Momen mencekam saat malam Takbiran 2023 itu masih diingat betul oleh Ridho. "Itu jam 7-an [malam], udah capek dagang kan persiapan Lebaran tuh," katanya saat dijumpai kumparan di Pasar Tanah Abang, Selasa (15/4).
Malam itu, Ridho berjalan sendirian usai membantu orang tuanya berdagang kebaya di Pasar Tanah Abang โ€” pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Dia hendak pulang ke rumahnya di Parung Panjang, Bogor, menggunakan KRL.
"Jadi saya jalan. Saya lihat ada orang bertiga. Mereka ngeliatin saya. Terus tiba-tiba dirangkul, ditanya mau ke mana. Saya bilang tujuan saya, 'oh sama, ayok bareng'," kata Ridho.
Seorang pengendara sependa motor melintas di kawasan Pasar Tanah Abang, Jakarta. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ketiga orang itu kemudian mengajak Ridho untuk melalui area yang sepi untuk menuju peron di Stasiun Tanah Abang. Dia mengaku saat itu tak khawatir karena mereka berpakaian seperti petugas keamanan stasiun yang hendak pulang.
ADVERTISEMENT
"Setelan kayak pake sweater tiga-tiganya. Yang satu pake celana PKD. Dilihatin gespernya PKD, ada lambang ... [perusahaan tertentu]. Nyampe di atas dia ngeluarin pisau," tambahnya.
Setelah menguasai barang Ridho, ketiga orang itu memintanya untuk membelikan mereka air, dituruti. Namun, belum sampai ke penjual air, mereka kabur melarikan diri.
Dia mengaku tidak berani mengejar para pelaku karena sendirian. Ridho juga tak mau lapor polisi karena katanya takut menambah urusan.
Selama perjalanan pulang di kereta, Ridho hanya bisa termenung atas peristiwa sial yang menimpanya itu.

Takut Laporkan Kasus Kriminal

Menurut Ridho, kebanyakan pedagang enggan melaporkan kasus kriminal yang terjadi. Meneriakkan maling saja, dia dan rekan pedagang di sana, sepakat bahwa itu adalah tindakan bunuh diri.
ADVERTISEMENT
"Kita sering lihat cuma kita enggak berani negur, soalnya arah pulang kita itu searah atau lewatin rumah dia. Seandainya buat neriakin gitu kan, nanti bisa jadi besoknya kita tidak bernapas lagi," jelasnya.
Dia mengatakan pernah ada kejadian pedagang yang meneriakkan copet atau maling. Namun keesokan harinya orang itu dihajar oleh komplotan pelaku.
Menurutnya, para copet di sana, beraksi tak sendirian. Modus umumnya yakni menyobek tas korban untuk meraba dan kemudian mengambil barang berharga korban.
Semua pedagang, katanya, mengetahui gelagat pencopet. Bisanya ciri-cirinya selalu sama.
"Setelan biasa, celana panjang, kausan, bertopi, bawa kresek hitam, isinya barang curian. Biasanya celingak-celinguk kalau mau beraksi. Tapi begitu, hal paling kecil yang bisa kita lakuin ya mengingatkan pembeli, kayak jangan taruh tas di depan," jelasnya.
Suasana saat masa lebaran sepi di Blok B dan Blok A Pasar Tanah Abang. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Aksi kriminal itu terbilang sering menurut Ridho. Tak jarang ditemukan dompet yang isinya tinggal KTP bergeletakan di jalan-jalan kawasan Pasar Tanah Abang.
ADVERTISEMENT
Menurutnya sulit untuk memberantas aksi kriminal di sekitar pusat bisnis Tanah Abang. Hal yang bisa dilakukan masyarakat hanyalah berhati-hati.
Apalagi masalah kriminal di kawasan Pasar Tanah Abang memang tak bisa dipungkiri merupakan problem klasik yang tak kunjung selesai.
Terbaru, mencuat soal kasus parkir liar mobil seharga Rp 60 ribu. Peristiwa itu viral di media sosial.
Seminggu sebelumnya, ada kasus pelecehan yang dialami seorang perempuan di Stasiun Tanah Abang. Kasusnya juga viral usai dia curhat ke sopir taksi online setelah keluar dari stasiun.
Bahkan jika ditarik lagi ke belakang, di awal Maret ini, ada pencopet bersenjata tajam. Modus yang sama seperti yang diceritakan Ridho terjadi di 2023 lalu.
Polisi telah berupaya mengendalikan kejahatan jalanan di Tanah Abang, kawasan sibuk di jantung Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo menyebut pihaknya gencar melakukan patroli hingga menciduk pelaku kriminalitas.
"Kami sudah bangun pos singgah patroli di 25 titik di kawasan Jakarta Pusat. Khusus di Tanah Abang 3 lokasi," ujar Susatyo.